Jeritan Peternak Saat Harga Anakan Ayam Naik

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
10 February 2022 11:50
Peternak memanen telur ayam di peternakan kawasan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/2/2020). Pemerintah resmi menaikkan harga acuan daging dan telur ayam ras untuk mengimbangi penyesuaian tingkat harga di pasar yakni harga telur ayam di tingkat peternak dinaikkan dari Rp18 ribu-Rp20 ribu per kg menjadi Rp19 ribu-Rp21 ribu per kg sedangkan daging ayam ras dinaikkan dari Rp18 ribu-Rp19 ribu per kg menjadi Rp19 ribu-Rp20 ribu per kg. Lukman 45 tahun Peternak  mengatakan kenaikan harga tersebut sebagai hal yang positif. Sebab, bila tidak hal itu tentu dirasakan merugikan. Pasalnya, saat ini nilai tukar dolar terhadap rupiah tengah menguat dan mempengaruhi berbagai hal, termasuk biaya transportasi.
 (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Peternak Ayam (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekretaris Jenderal Gabungan Asosiasi Pengusaha Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi mendesak pemerintah konsisten menjalankan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No 32/2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi.

Hal ini, ujar dia, menyangkut keseimbangan suplai dan permintaan (demand) ayam dan telur di pasar.

Sugeng mengatakan, saat ini peternak ayam mandiri dihadapkan pada tingginya ongkos sarana produksi ternak (sapronak). Sementara, harga jual ayam di tingkat peternak (live bird on farm) di bawah biaya produksi.

"Harga live bird di kandang saat ini Rp17.500 - 18.500 per kg, biaya produksi sudah di atas Rp19.500 - 20.500 per kg. Sementara di pasar, segitu-segitu saja," kata Sugeng kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/2/2022).

Situs Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) menunjukkan, harga rata-rata nasional daging ayam ras segar pada 9 Februari 2022 adalah Rp35.750 per kg.

Sementara, mengutip situs infopangan.jakarta.go.id, harga rata-rata Jakarta pada 10 Februari 2022 untuk daging ayam broiler/ ras naik Rp244 dibandingkan 9 Februari 2022 menjadi Rp37.888 per ekor.

Menurut Sugeng, berat seekor live bird atau ayam hidup biasanya antara 0,8 hingga 2 kg.

"Hanya harga di kandang yang rendah, tidak tersentuh mata rantai. Di pasar permintaannya tidak kurang tidak naik," kata dia.

Karena itu, dia meminta pemerintah segera turun tangan, menyeimbangkan suplai dan demand, termasuk pasokan anakan ayam (day old chicken/ DOC) live bird hingga parent stock (PS).

"Harga DOC final stock (live bird) itu sekarang naik jadi Rp7.500 - 8.100 dalam sebulan terakhir, dari posisi di Desember 2021 yang berkisar Rp5.500 - 6.500. Katanya ada kelebihan live bird, makanya harga di kandang rendah. Tapi, kok DOC final stock mahal? Tidak sesuai dengan Permendag (Permendag No 7/2020 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen," kata Sugeng.

Akibatnya, kata Sugeng, peternak mandiri semakin tertekan.

"Lama-lama peternak mandiri semakin habis, nggak mampu bertahan hidup karena merugi terus. Saat ini saja, jumlah peternak ayam mandiri sudah tinggal puluhan ribu, dulu ada ratusan ribu. Karena itu, pemerintah seharusnya menjalankan Permentan No 32/2017," kata Sugeng.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Fenomena Ayam Goreng Mengecil di Pasaran, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular