Internasional

Good Bye Masker! 9 Negara Ini 'Berdamai' dengan Omicron

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
10 February 2022 09:00
Logo World Health Organization (WHO)
Foto: Logo World Health Organization (WHO) (AP Photo/Anja Niedringhaus)

Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebenarnya memberi peringatan soal ini. Lembaga PBB itu mengatakan banyak negara belum mencapai puncak kasus varian Omicron Covid-19 itu.

Karenanya WHO meminta langkah-langkah pelonggaran harus dilakukan secara perlahan dan hati-hati. Apalagi faktanya, di banyak negara, masih banyak individu yang belum mendapat vaksin dan menjadi rentan.

"Kami mendesak agar berhati-hati karena banyak negara belum melewati puncak Omicron. Banyak negara memiliki tingkat cakupan vaksinasi yang rendah dengan individu yang sangat rentan dalam populasi mereka," kata Pemimpin Teknis WHO Maria Van Kerkhove dalam briefing online, pekan lalu.

"Jadi sekarang bukan saatnya untuk melonggarkan semuanya sekaligus. Kami selalu mengimbau, selalu sangat berhati-hati, dalam menerapkan intervensi serta mencabut intervensi tersebut secara perlahan, selangkah demi selangkah. Karena virus ini cukup dinamis."

Hal yang sama juga dikatakan Direktur Jenderal WHO Tetras Adhanom Ghenbreyesus. Ia mengaku prihatin dengan narasi yang beredar di beberapa negara belakangan ini.

"Karena vaksin, dan karena penularan Omicron yang tinggi dan tingkat keparahan yang lebih rendah, mencegah penularan tidak mungkin lagi, dan tidak lagi diperlukan," katanya menyinggung sejumlah negara.

"Masih terlalu dini bagi negara mana pun untuk menyerah atau menyatakan kemenangan."

Sementara itu, Kepala kedaruratan WHO Mike Ryan meminta negara-negara memetakan strategi sendiri untuk keluar dari pandemi. Dan, tidak ikut-ikutan negara lain karena situasi yang dihadapi mungkin berbeda.

"Saya pikir ini adalah fase transisi bagi banyak negara, tidak setiap negara dalam situasi yang sama," ujarnya.

"Negara-negara yang membuat keputusan untuk membuka diri secara lebih luas juga perlu memastikan kapasitas untuk memperkenalkan kembali tindakan (pembatasan Covid-19), dengan penerimaan masyarakat, jika diperlukan. Jika kita membuka pintu dengan cepat, sebaiknya kamu juga bersiap bisa menutupnya dengan sangat cepat juga."

Di data Worldometers, Kamis (9/2/2022), ada 403 juta warga bumi terinfeksi Covid-19 dengan 5,7 juta kematian sejak pandemi mewabah di Wuhan, China akhir 2019. Namun ada 323 juta warga dunia berhasil pulih.

(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular