
RI Bakal Garap Harta Karun Hijau Sampai 587 GW di 2060

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia, untuk mencapai netral karbon atau net zero emmision (NZE) diperkirakan membutuhkan sebesar 587 Giga Watt (GW) dari energi hijau atau pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif membeberkan, bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya energi terbarukan sebesar 587 Giga Watt lebih untuk dipasang sampai tahun 2060 sesuai dengan target netral karbon.
"Jadi mulai tahun 2030 tidak ada lagi rencana pemasangan pembangkit listrik batu bara," ungkap Meteri Arifin dalam Mandiri Investment Forum, Rabu (9/2/2022).
Untuk mendukung jalannya program energi hijau sampai tahun 2060 itu, pihaknya juga akan mengembangkan yang namanya jaringan listrik ke antar pulai di Indonesia melalui smart grid system atau smart grid technology.
Sehingga, pengembangan energi baru dan terbarukan yang ada di daerah-daerah, listrik energi hijau bisa tersambung agar bisa memanfaatkan semua energi bersih yang ada di Indonesia itu.
Yang terpenting dan menjadi catatan adalah, untuk mencapai pengembangan pembangkit sebesar 587 Giga Watt itu, Indonesia membutuhkan investasi yang sangat besar, atau dalam catatan Menteri Arifin mencapai US$ 1,177 triliun atau sekitar Rp 16.831.100 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$) hingga 2060. Nilai itu setara US$ 29 miliar per tahun atau sekitar Rp 415 triliun per tahun.
"Kami berharap dapat menarik investor untuk datang bergabung dengan proyek di Indonesia. Berdasarkan target kita cukup ambisius untuk diimplementasikan, tapi bagaimanapun kita harus melakukannya," tandas Arifin.
Arifin bilang, bahwa Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga menyebut akan ada insentif bagi pengembang yang akan membangun pembangkit EBT untuk mensukseskan target netral karbon di 2060 itu.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jauh Panggang Dari Api! RI Urutan Ke-40 Soal Investasi Energi
