Duit dari Mana? RI Butuh US$ 1 T Tinggalkan Energi Kotor

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
09 February 2022 14:13
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). (CNBC Indonesia/ Andrean Krtistianto)
Foto: Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). (CNBC Indonesia/ Andrean Krtistianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia menargetkan bisa mencapai netral karbon atau net zero emission pada 2060 mendatang atau lebih cepat.

Namun demikian, untuk mencapai target tersebut dibutuhkan investasi yang fantastis. Tak tanggung-tanggung, investasi yang dibutuhkan bisa mencapai US$ 1,177 triliun atau sekitar Rp 16.831.100 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$) hingga 2060.

Nilai itu setara US$ 29 miliar per tahun atau sekitar Rp 415 triliun per tahun.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam 'Mandiri Investment Forum 2022', Rabu (09/02/2022).

Arifin mengatakan, perkiraan investasi tersebut untuk pembangunan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) dan juga jaringan transmisi hingga 2060.

Dia menjabarkan, nilai investasi tersebut terdiri dari US$ 1.042 miliar untuk pembangkit listrik dan transmisi sebesar US$ 135 miliar.

"Sekarang kami kalkulasikan, untuk mencapai 587 Giga Watt (GW) pembangkit listrik di 2060, butuh investasi yang sangat besar. Dengan asumsi investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 2 per Mega Watt (MW), kami perkirakan sampai dengan 2060, kita butuh investasi lebih dari US$ 1 triliun," ungkapnya dalam 'Mandiri Investment Forum 2022', Rabu (09/02/2022).

Berikut rincian kapasitas dan perkiraan investasi hingga tahun 2060 untuk masing-masing jenis pembangkit:

- Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), kapasitas 83 GW, perkiraan investasi sekitar US$ 230 miliar.
- Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), kapasitas 35 GW, perkiraan investasi sekitar US$ 182,5 miliar.
- Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), kapasitas 361 GW, perkiraan investasi sekitar US$ 169,7 miliar.
- Battery Energy Storage System (BESS), kapasitas 140 GW, perkiraan investasi sekitar US$ 119,8 miliar.
- Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB), kapasitas 39 GW, perkiraan investasi sekitar US$ 98,7 miliar.
- Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), kapasitas 18 GW, perkiraan investasi sekitar US$ 77,1 miliar.
- Pembangkit Listrik Tenaga Tidal/Arus Laut, kapasitas 13,4 GW, perkiraan investasi sekitar US$ 40,9 miliar.
- Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa, kapasitas 37 GW, perkiraan investasi sekitar US$ 39,2 miliar.
- Pembangkit Listrik Tenaga Hidrogen, kapasitas 52 GW, perkiraan investasi sekitar US$ 25,2 miliar.
- Pump Storage, kapasitas 4,2 GW, perkiraan investasi US$ 18,2 miliar.
- Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara, perkiraan investasi US$ 30,7 miliar.
- Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), perkiraan investasi US$ 10,3 miliar.
- Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), perkiraan investasi US$ 213 juta.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menteri ESDM Akui RI Butuh Dana buat Capai Netral Karbon 2060

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular