
Rencana Usaha Listrik 75% Energi Baru? ESDM Bilang Gini

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyarankan agar Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) lebih realistis.
Menteri ESDM Arifin Tasrif sejatinya mengapresiasi langkah yang dilakukan PT PLN (Persero) dalam menggenjot porsi energi baru terbarukan (EBT) di sektor kelistrikan. Namun demikian, ia mengingatkan agar target yang ditetapkan dapat lebih realistis.
"Cuman (RUPTL) yang lamanya begimana nih, loncatnya dari mana dulu nih batunya? Loncatannya itu. Jadi kita akan evaluasi lah, supaya bikin yang realistis bisa dijalanin. Mana dulu yang quick action, bisa dilaksanakan dan bisa jalan," kata Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (15/9/2023).
Arifin pun mengingatkan bahwa RUPTL yang telah berjalan saat ini belum dijalankan sesuai dengan rencana.
"Yang kemarin aja yang 5 tahun juga masih begini nih, naik turun. Ini kita memang harus cari peluangnya. Contohnya yang bisa mempercepat ini misalnya rooftop (PLTS). Bagaimana rooftop ini bisa di (genjot), sama floating," kata Arifin.
Sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan target peningkatan porsi pembangkit EBT sebesar 75% bukan tanpa sebab. Hal tersebut menyusul upaya perusahaan dalam membantu pemerintah menurunkan emisi karbon di sektor pembangkitan.
"Why? 75% penambahan kapasitas pembangkit akan berbasis pada EBT, kita berbicara perubahan iklim global climate change emisi 1 ton co2 sama di New York sama dampaknya dengan kerusakannya emisi 1 ton karbon di Jakarta di Bali, di Tokyo, di Rusia sama. Maka ini adalah global problem," kata Darmo dalam acara Nusantara Power Connect 2023, Senin (11/9/2023).
Ia membeberkan dalam RUPTL baru ini pihaknya telah memetakan bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai penopang beban dasar (base load) dalam skala besar di daerah dan lokasi yang cukup jauh dari lokasi permintaan.
"Dalam perencanaan RUPTL yang baru akan dibangun green enabling transmission line di mana kondisi mix match antara sumber energi baru terbarukan dengan epicentrum of demand ini bisa diselesaikan," kata dia.
Setidaknya, dalam RUPTL baru ini ada rencana penambahan pembangkit EBT berkapasitas 60 Giga Watt (GW) yang akan masuk dalam ekosistem kelistrikan PLN hingga 2040 mendatang. Adapun dari 60 GW tersebut, pembangkit EBT berkapasitas 32 GW akan dijadikan sebagai base load.
Sementara itu, sisanya sebesar 25% di RUPTL akan diisi oleh penambahan pembangkit listrik berbasis gas yang ramah lingkungan, di mana pengurangan emisinya lebih rendah 60% dari pembakaran listrik pada PLTU batu bara.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Baru Diresmikan, Intip Pabrik Hidrogen Hijau Milik PLN