Internasional

Warga Hong Kong Tiba-Tiba Panic Buying, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Senin, 07/02/2022 20:47 WIB
Foto: Warga membeli bahan kebutuhan pokok usai pemerintah meminta masyarakat menyetok kebutuhan sehari-hari untuk keadaan darurat di Supermarket Beijing, China, 3 November 2021. (REUTERS/Thomas Peter)

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena panic buying kembali terjadi di wilayah dunia. Kali ini, insiden itu terjadi di Hong Kong, di mana warga dilaporkan memadati supermarket dan pasar makanan segar pada Senin (7/2/2022).

Dalam laporan Reuters, warga mengaku melakukan ini karena khawatir akan terjadinya gangguan pasokan dari wilayah China daratan. Kekhawatiran ini timbul setelah Hong Kong melaporkan rekor 614 kasus virus corona pada hari Senin.

Situasi ini ditakutkan akan membuat pembatasan mobilitas, sehingga pengiriman barang dari China, yang merupakan supplier bahan pangan terbesarnya, dapat terhambat secara signifikan.


Di pasar makanan segar di Tin Shui Wai, wilayah New Territories, misalnya, penjual mengatakan tidak akan ada sayuran dalam beberapa hari mendatang. Ini mendorong warga untuk membeli beberapa bahan pangan sebagai stok untuk ke depan.

"Tentu saja harus beli. Tidak akan ada sayuran mulai besok. Truk tidak bisa datang ke sini... jadi sayurannya sangat, sangat mahal," kata seorang wanita berusia 50 tahun bermarga Chow.

Seorang pedagang sayur bernama John Chan mengatakan gangguan tersebut telah menyebabkan penurunan pasokan hingga 30%, termasuk untuk produk-produk seperti kembang kol. Ia mengingatkan bahwa ratusan kilogram sayuran yang direncanakan tiba pada hari Selasa mungkin tidak dapat tiba.

"Saya masih tidak tahu apakah mereka bisa melintasi perbatasan. Jika tidak ada, harganya akan semakin naik atau kami tidak punya apa-apa untuk dijual."

Sementara itu, pemandangan serupa juga terlihat di supermarket. Rak-rak yang menyimpan sayuran, tisu, dan mi gelas kosong di beberapa supermarket terlihat kosong akibat aksi penimbunan yang dilakukan beberapa warga.

"Situasi Covid parah. Dan tidak ada sayuran, jadi saya menimbun sedikit," kata Chow Lai Sheng, seorang warga Hong Kong yang ikut menimbun tisu toilet dan makanan kaleng.

Dari segi kasus Covid-19, Hong Kong sedang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dalam data Worldometers, dua minggu yang lalu kota berpenduduk 7,5 juta itu hanya menemukan rata-rata belasan hingga 20an kasus per harinya. Ini berbeda jauh dengan rekor terbaru yang berada di atas 600 kasus per hari ini.

Hingga saat ini, Hong Kong telah mencatatkan sekitar 15.408 kasus Covid-19. Dari jumlah infeksi tersebut, ada 213 kasus yang akhirnya berakhir pada kematian.


(tps/wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menkes Dipanggil Presiden, Lapor Soal Covid-19 & Cek Kesehatan