Bumi Gonjang-Ganjing, Akankah Perang Dunia III akan Terjadi?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi geopolitik dunia saat ini sedang memanas. Ketegangan kali ini melibatkan beberapa kekuatan besar dunia antara Amerika Serikat (AS) dan sekutunya yang sedang berhadapan dengan Rusia dan China.
Terbaru, ketegangan semakin meruncing terkait dinamika di Ukraina. Rusia dilaporkan melakukan mobilisasi pasukan besar-besaran ke dekat negara itu lantaran niat Kyiv untuk ikut menjadi anggota NATO. NATO sendiri merupakan aliansi militer pimpinan AS dan Eropa yang notabenenya merupakan rival Moskow.
Di sisi lain, Ukraina sendiri menyebut pengajuannya kepada NATO adalah untuk mendapatkan bantuan dari pakta pertahanan itu. Tujuannya untuk melawan pasukan separatis lainnya di wilayah Donbass dan Luhansk agar tidak lepas lagi seperti wilayah Krimea yang jatuh kepada Rusia pada 2014 lalu.
Memanasnya hubungan ini pun membuat beberapa analis menyebut apabila ketegangan ini menjadi perang, maka hampir dipastikan ini merupakan perang dunia ketiga. Kedua pihak, baik Barat maupun Rusia, sama-sama memiliki persenjataan nuklir yang mutakhir.
Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri telah memberikan skenario-skenario yang mengarah kepada perang besar ini. Ia mengatakan perang terjadi bila Ukraina menjadi anggota NATO dan keduanya bersama-sama melakukan operasi militer untuk merebut kembali Krimea ke tangan Kyiv.
"Bayangkan bahwa Ukraina adalah anggota NATO dan operasi militer (untuk merebut kembali Krimea) dimulai," kata pemimpin Rusia itu dikutip BBC, Rabu (2/2/2022). "Apa, apakah kita akan bertarung dengan NATO? Apakah ada yang memikirkan hal ini? Sepertinya belum."
Sementara itu, AS sebagai pimpinan NATO dan penyokong Ukraina terus memberikan tekanan yang kuat kepada Rusia. Negara pimpinan Presiden Joe Biden itu menekankan siap memberikan bantuan karena potensi serangan dapat terjadi kapan saja.
"Kami berada di jendela. Setiap hari sekarang, Rusia dapat mengambil tindakan militer terhadap Ukraina, atau bisa jadi beberapa minggu dari sekarang," kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan kepada Fox News, Minggu (6/2/2022).
Saat ini Washington pun juga telah melakukan mobilisasi persenjataan dan pasukan yang banyak ke dekat wilayah milik Kyiv. Tak hanya senjata, sanksi ekonomi juga sedang disiapkan untuk menekan Negeri Beruang Merah itu.
"Saya akan menggambarkannya karena kita berada di garis satu yard. Ada tekad kuat bipartisan untuk mendukung Ukraina dan menghukum Rusia jika menyerang Ukraina," kata Senator AS Bob Menendez, ketua Demokrat dari Komite Hubungan Luar Negeri Senat.
AS juga menambahkan bahwa pihaknya meminta agar Rusia mau membubarkan pasukan yang berjumlah lebih dari 100 ribu itu. Menteri Pertahanan Lloyd Austin menyebut bahwa ini harus dilakukan Putin agar eskalasi menurun.
"Tuan Putin juga bisa melakukan hal yang benar. Tidak ada alasan situasi ini berubah jadi konflik. Dia bisa memilih mengurangi ketegangan, memerintahkan pasukannya pergi," kata Austin.
(tps/tps)