Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Indonesia memiliki harta karun yang kerap dijuluki emas hijau. Harta karun hijau Indonesia itu adalah vanili.
Tak heran, tanaman pertanian ini harganya memang mahal dan masih jadi salah satu produk paling diminati pasar hingga skala internasional.
Vanili adalah tanaman perkebunan tahunan. Hasil olahannya dapat menghasilkan produk bernilai tambah, dalam bentuk ekstrak, sari, oleoresin, maupun bubuk. Yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri kuliner.
Selain itu, vanili juga dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik, parfum, herbal, dan minyak esensial.
Apa saja fakta-faktanya?
Mengutip situs vanili-Indonesia, harga vanili kering batangan mencapai Rp 5.200.000 per kg, sementara harga vanili basah dibanderol dengan harga mulai dari Rp 600.000 per kg.
Dedy Haryadi, seorang petani vanili di Cianjur menyebutkan, harga vanili basah (biji/ vanilla beans) saat ini berkisar Rp200 ribu per setengah kilogram. Harga saat ini diakui sedang dalam fase koreksi.
Dari pantauan CNBC Indonesia di sejumlah platform belanja online, harga vanili juga bervariasi. Mulai dari Rp50 ribu per 10 gram, hingga Rp5.500.000 per kg. Bahkan, untuk grade A atau vanili gourmet, harganya bisa melebihi Rp7.500.000 - 8.000.000 per kg. Atau dengan variasi Rp70 ribu per 10 gram.
Sementara, untuk menghasilkan 1 kg vanili kering, dibutuhkan 7 kg vanili basah.
"Begitu masuk panen tahun ke-3 atau ke-4 sudah bisa break even point (impas)," kata Dedy kepada CNBC Indonesia, Selasa (1/02/2022)
Komoditas vanili termasuk hasil perkebunan rakyat yang termahal yang bisa tumbuh di tanah Indonesia. Harga jualnya bahkan sempat mencapai Rp9 juta per kilogram.
Kementerian Perdagangan juga menyebut komoditas ini adalah 'emas hijau' karena memiliki nilai ekonomi dan harga jual yang tinggi. Sehingga menjadi salah satu komoditas 'harta karun' milik Indonesia.
Mengutip datanya, biji vanili dijual pada tahun 2018 mencapai US$650 per kilogram atau mencapai Rp9,1 juta per kilogram (Rp14.000 /US$). Meski pada 2020 harga biji vanili terkoreksi menjadi US$ 200 per kilogram atau Rp2,8 juta per kilogram.
Kementerian Perdagangan menjelaskan terdapat 110 jenis tanaman vanili di dunia. Namun yang banyak dimanfaatkan bahan baku industri makanan dan minuman olahan serta sebagai komoditas ekspor Indonesia atau Vanilla Planifolia.
Pengolahan vanili itu menjadi produk bernilai tambah seperti ekstrak, sari oleoresin, maupun bubuk. Bisa digunakan untuk bahan baku industri kuliner, parfum, kosmetik, herbal, hingga minyak esensial.
Data Kemendag menunjukkan, pada periode 2015-2019, tren ekspor produk vanili Indonesia tercatat tumbuh positif sebesar 32,55 persen.
Pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke-3 sebagai eksportir terbesar dunia setelah Madagaskar dan Perancis. Madagaskar menguasai 53,06 persen pangsa ekspor vanili dunia dengan ekspor sebesar US$573,17 juta.