Gegara Sanitizer, Produksi Oleokimia Naik 83% Saat Pandemi
Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi oleokimia sepanjang pandemi melesat hingga 83,33% selama pandemi. Menyusul naiknya permintaan sanitizer dan detergen.
"Produksi oleokimia naik signifikan selama pandemi. Produksi domestik biasanya hanya 60 ribu ton per bulan. Sejak pandemi, jadi 100 - 110 ribu ton per bulan," kata Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) Rapolo Hutabarat kepada CNBC Indonesia, Kamis (3/2/2022).
Artinya, ada lonjakan hingga 50 ribu ton atau 83,33% sejak pandemi Covid-19. Untuk produksi soap noodle, fatty acid, dan fatty alcohol. Bahan baku untuk sabun, detergen, dan sanitizer. Permintaan produk-produk ini diakuki yang melonjak karena pandemi.
"Untuk ekspor juga terjadi lonjakan. Sebelum pandemi, rata-rata pertumbuhan tahunan itu 14 - 16%. Setelah pandemi, dari 2019 ke 2021 itu ada pertumbuhan sebesar 18-23%," kata dia.
Tahun 2021, ujarnya, ekspor oleokimia naik jadi 4,1 juta ton, dibandingkan tahun 2020 yang sekitar 3,8 juta ton.
"Hanya saja, kami cek ke Kementerian Perindustrian dan BKPM, tidak ada investasi baru. Mungkin, ekspansi kapasitas ada. Tapi, ada juga perusahaan yang ambil alih perusahaan lain, perluasan kapasitas. Tapi, karena bukan anggota Apolin, saya belum bisa data kapasitasnya," kata Rapolo.
Terkait kisruh akibat lonjakan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO), Rapolo mengatakan, tidak berdampak pada industri oleokimia.
"Bahan baku dan karakter industri oleokimia itu beda. Bahan baku kami adalah CPKO (minyak inti sawit/ crude palm kernel oil). Hingga 90% menggunakan CPKO, sisanya sekitar 1-2% menggunakan palm stearin (berbahan baku CPO). Jadi, tidak akan terganggu atau kena dampak. Dan semoga tidak akan. Karena oleokimia ini industri yang sangat hilir yang diekspor dan menambah devisa negara," kata Rapolo.
Terkait pasokan bahan baku, dia mengaku tidak akan ada kendala di tahun 2022.
Gapki memproyeksikan, produksi CPKO tahun 2022 naik jadi 4,56 juta ton dibandingkan 2021 yang 4,41 juta ton.
"Soal harga, semua naik. Harga bahan baku naik, listrik naik, pajak naik, gaji karyawan naik, dan harga jual juga kan naik," ujar Rapolo.
Dalam catatan CNBC Indonesia, di tahun 2020, marak perusahaan banting setir jadi produsen hand sanitizer. Juga, disertai munculnya usaha rumahan memproduksi sanitizer.
(dce/dce)