
Campur Tangan Pemerintah Ampuh Redam Harga Minyak Goreng?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga minyak goreng menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini. Apakah terekam pula di data inflasi?
Pada Rabu (2/2/2022), Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono melaporkan terjadi inflasi 0,56% pada Januari 2022 dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Sementara dibandingkan Januari 2021 (year-on-year/yoy), laju inflasi tercatat 2,18%.
Komoditas yang dominan menyumbang inflasi, lanjut Margo, adalah daging ayam ras. Andil inflasinya adalah 0,07%. Diikuti oleh ikan segar (0,06%), Bahan Bakar Rumah Tangga (0,06%), beras (0,03%).
Mengapa minyak goreng tidak masuk di daftar itu?
"Minyak goreng pada Januari 2022 ini sebenarnya memberi andil ke inflasi, tetapi hanya 0,01%. Tidak sebesar bulan sebelumnya," kata Margo dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (2/2/022).
Harga minyak goreng, lanjut Margo, dipengaruhi oleh intervensi pemerintah. Belum lama ini, pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng di Rp 14.000/liter.
"Begitu pemerintah memberi kebijakan, lambat laun pengaruh (ke inflasi) semakin sedikit. Di pasar itu banyak (yang mematuhi) harga acuan pemerintah Rp 14.000. Masih ditemui beberapa (yang menjual lebih tinggi dari HET), tidak banyak," jelas Margo.
Oleh karena itu, Margo menyebut pengaruh harga minyak goreng ke inflasi menjadi lebih landai. Sebagai catatan, minyak goreng memberikan andil inflasi 0,08% pada Desember 2021.
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Minyak Goreng Effect, Harga Komoditas Pangan Lain Ikutan Naik
