Tony Blair Beberkan Peluang RI 'Damaikan' AS & China di Bali
Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair menyampaikan kekaguman terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sosok kepala negara ini dinilai mempunyai visi yang sangat jelas sebagai pemimpin negara.
Hal ini disampaikan saat hadir secara virtual dalam acara Pertemuan Pendahuluan B20 (B20 Inception Meeting) yang digelar secara hybrid. Ini adalah forum internasional yang terdiri dari pebisnis dunia khususnya negara anggota G20.
"Jokowi adalah pemimpin yang sangat saya kagumi. Semangat dan terutama visinya yang jelas untuk masa depan Indonesia," ujarnya, Jumat (28/1/2022).
Menurutnya, dengan kepemimpinannya saat ini maka Jokowi bisa mewujudkan ambisinya untuk membawa Indonesia masuk menjadi ekonomi lima terbesar di dunia. Terutama tahun ini, Indonesia menjadi Presidensi G20 yang memberikan peluang besar ke perekonomian.
"Presidensi Indonesia di G20 memiliki peluang yang sangat besar di saat AS dan China tengah berkompetisi. Indonesia yang dihormati dan dihargai oleh kedua negara tersebut dapat menyatukan negara-negara di dunia," jelasnya.
Sebagai informasi, Forum B20 adalah pertemuan pendahulu yang akan sangat penting mendukung segala tujuan dan agenda dari G20.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto mengungkapkan, pada agenda G20 ke depan, ada tiga isu yang diangkat.
Pertama, untuk memvaksinasi setidaknya 17% populasi global pada pertengahan tahun 2022. Menurutnya, ini adalah tugas mendesak yang harus dilakukan B20 untuk membantu meningkatkan akses, dan mendiversifikasi kemampuan manufaktur terutama di negara berkembang.
"Kedua, membangun G20 Joint Finance untuk membantu mendukung dengan tujuan mengembangkan mekanisme mobilisasi pembiayaan yang inovatif dan cepat untuk kesiapsiagaan dan respon," tutur Airlangga.
Ketiga, mempercepat transisi energi bersih, terutama di negara berkembang. Selain 3 tugas tersebut, Indonesia juga meminta G20 untuk meningkatkan upaya untuk memastikan transformasi digital dapat terjadi.
Hal tersebut dapat dicapai dengan memperkuat privasi dan perlindungan data termasuk dalam aktivitas e-niaga, serta meningkatkan sekuritas digital dan sekuritas online. Selanjutnya, diperlukan pemberdayaan masyarakat untuk mendapatkan keterampilan digital dan transformasi digital, terutama mendukung usaha mikro kecil menengah perempuan dan penyandang disabilitas untuk berpartisipasi penuh.
"G20 dapat berbuat lebih banyak untuk mencapai konektivitas, hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan investasi berkelanjutan dalam infrastruktur digital yang berkualitas tinggi," tutup Airlangga.
(mij/mij)