
Jangan Sampai PPKM Jakarta Naik ke Level 3, Atau......

Bagaimana perkembangan pandemi virus corona di Indonesia? Apakah memang sudah sangat mengkhawatirkan?
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, Jakarta 'memimpin' angka kasus positif corona di antara provinsi-provinsi lainnya. Dalam sepekan terakhir, rata-rata kasus positif harian di Jakarta adalah 2.413 orang setiap harinya. Meroket 226,52% dari rerata pekan sebelumnya.
Rasio temuan kasus positif terhadap jumlah tes (positivity rate) di Jakarta pun meninggi. Per 26 Januari 2022, positivity rate menyentuh angka 13,9%, tertinggi sejak 29 Juli tahun lalu.
Dengan semakin banyaknya pasien, kemungkinan adanya yang meninggal dunia tentu bertambah. Dalam seminggu terakhir, total ada 21 orang pasien yang meninggal akibat virus corona. Sepekan sebelumnya, ada satu yang kehilangan nyawa.
Bagaimanapun kita bicara nyawa. Satu saja kehilangan sudah terlalu banyak, tidak bisa terbayar dengan apapun.
Tingginya intensitas mobilitas masyarakat Jakarta membuat virus corona lebih mudah menular. Apalagi kini sudah ada varian omicron.
Mengutip Apple Mobility Index, indeks mobilitas masyarakat Jakarta dengan mengemudi per 26 Januari 2022 adalah 107,71. Indeks di atas 100 menandakan mobilitas sudah berada di atas level sebelum pandemi. Dalam sepekan hingga 26 Januari 2022, rerata indeks mobilitas dengan mengemudi adalah 119,27.
Oleh karena itu, tidak bisa disalahkan jika pemerintah mempertimbangkan PPKM yang lebih ketat di Jakarta. Dengan aktivitas dan mobilitas yang terbatas, diharapan penyebaran virus corona akan lebih terkendali.
Halaman Selanjutya --> Jakarta adalah Jantung Indonesia
(aji/aji)