Internasional

Alamak! Thailand 'Kiamat Babi', Malaysia 'Kiamat Durian'

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Kamis, 27/01/2022 15:05 WIB
Foto: Ilustrasi Durian (REUTERS/Sukree Sukplang)

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara tetangga RI sedang mengalami krisis bahan pangan. Selain Thailand yang mengalami kelangkaan daging babi, Malaysia kali ini mengeluhkan krisis sayuran dan durian.

Krisis ini sendiri terjadi setelah beberapa tanaman buah dan sayuran di Negeri Jiran itu hancur diterjang banjir besar pada beberapa pekan lalu. Situasi krisis juga semakin meningkat karena naiknya permintaan menjelang tahun baru imlek.


"Air banjirnya setinggi ini (menunjuk dadanya), saya memiliki beberapa pemasok yang meminta (durian) tetapi tidak ada yang tersedia untuk dijual," ujar petani durian dari Segamat, Mad Zin Abdullah, kepada Channel News Asia, Kamis (27/1/2022).

Ia menambahkan meski banjir sudah surut, petani masih membutuhkan waktu yang lama untuk membuat lahan perkebunan kondusif kembali untuk penanaman bibit durian baru.

"Tidak ada keseimbangan antara kelembaban di tanah dan suhu yang tepat. Kami harus menunggu untuk melihat apakah akan ada lebih banyak durian dalam beberapa bulan, "tambahnya.

Sementara itu, untuk sayuran, beberapa jenis yang mengalami kelangkaan adalah kacang panjang, okra, dan mentimun. Salah satu petani bahan pangan itu, Naviin Thiagarajan, mengatakan rencana tanam yang sudah dibuatnya hancur akibat terjangan banjir.

"Sejak tahun lalu (2021) dan seterusnya, kami mulai melihat cuaca yang tidak bisa diprediksi. Dan selama sebulan terakhir, cuaca benar-benar melambangkan apa yang saya baca tentang perubahan iklim," katanya.

Krisis yang terjadi di Malaysia ini terjadi di waktu yang bersamaan saat tetangganya, Thailand, mengalami krisis daging babi yang mengerek harga daging itu ke level yang sangat tinggi. Tercatat, harga daging babi di negara itu naik dari 140 bath (Rp 60 ribu) menjadi 250 bath (Rp 108 ribu per kilogram.

Akibatnya, warga pun kini disebut banyak beralih ke daging buaya. Daging hewan predator itu dijual dengan harga sekitar US$ 3 (Rp 43 ribu) per kilogram dan harga grosir terendah US$ 2 (Rp 28 ribu) per kilogram.


(tps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Hampir Diperdagangkan di Kamboja, Begini Cerita Remaja Thailand