Internasional

'Kiamat' Babi Serang Thailand, Ini Biang Keroknya!

sef, CNBC Indonesia
25 January 2022 07:40
Mini-pigs are seen during the presentation in Balashikha, Russia December 11, 2018. Picture taken December 11, 2018. REUTERS/Maxim Shemetov
Foto: Ilustrasi REUTERS / Maxim Shemetov

Jakarta, CNBC Indonesia - 'Kiamat' babi menyerang Thailand. Harga babi melambung dan pasokannya sedikit.

Di Desember, harga makanan pokok warga Negeri Gajah Putih itu masih 140 baht atau sekitar Rp 60.000. Namun kini melonjak hingga 250 baht.

Sementara itu, jumlah babi yang tersedia di pasar turun dari rata-rata 20 juta babi menjadi sekitar 15 juta babi. Bulan ini, diperkirakan hanya ada 10 juta babi yang tersedia, meski warga Thailand biasanya mengkonsumsi hingga 18 juta setiap tahun.

Menurut Direktur Jenderal Kementerian Thailand, diperlukan waktu antara 8-12 bulan untuk mengendalikan situasi. "Karena anak babi yang tersedia di sekitar harus berusia setidaknya enam bulan sebelum dapat disembelih," kata Sorravis Thaneto, dikutip dari Bangkok Post, Selasa (25/1/2022).

Apa yang menjadi biang keladi?

Sebenarnya penurunan produksi babi terjadi sejak pandemi Covid-19. Pembatasan yang dilakukan dan penguncian mempengaruhi rantai pasokan sementara minimnya wisatawan asing menurunkan minat beli.

Biaya pencegahan pandemi juga mahal. Ini disertai dengan harga pakan yang naik, padahal menyumbang 60-70% biaya produksi babi.

Di Thailand, harga kedelai dan jagung sempat mencapai 12,50 baht per kilogram tahun lalu. Belum lagi banjir parah yang menyerang banyak provinsi.

Fakta wabah penyakit lain juga jadi pendorong. Yakni demam babi Afrika (ASF).

"Wabah tersebut, bagaimanapun, telah mempengaruhi jumlah total peternakan babi dengan pemusnahan diperintahkan di daerah di mana ASF telah terdeteksi," tulis Bangkok Post lagi.

Sebelum wabah ASF, diperkirakan ada 1,1 juta babi yang diternakan di pasar. Jumlah itu telah turun menjadi sekitar 660.000 per Senin.

Warga pun kini disebut banyak beralih ke daging buaya. Peternakan yang awalnya menjual kulit buaya untuk industri fesyen kini kebanjiran permintaan daging.

"Banyak penjual makanan dan restoran datang kepada saya untuk meminta daging buaya untuk dibeli," kata salah seorang peternak Wichai Roongtaweechai dikutip dari Nikkei Asia.

Sementara itu, pemerintah Thailand mengaku akan memberikan pinjaman berbunga rendah 30 miliar baht untuk petani. Thailand juga melaram ekspor daging babi hingga April.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Omicron Minggir! 'Kiamat' Babi Serang Thailand

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular