Giliran Bakrie Group Garap Proyek Gas 'Pengganti' LPG

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
26 January 2022 09:35
PTBA Lakukan Hilirisasi Batu Bara (CNBC Indonesia TV)
Foto: PTBA Lakukan Hilirisasi Batu Bara (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat terdapat dua investor lagi yang berminat menggarap proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) atau gasifikasi batu bara.

Dua investor tersebut adalah PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan juga PT Arutmin Indonesia. Yang mana dua perusahaan ini merupakan bagian dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI) atau Bakrie Group.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyampaikan bahwa saat ini Indonesia memiliki banyak potensi bahan baku unutuk mengembangkan hilirisasi batu bara ini.

Atas adanya potensi bahan baku itu, Dadan bilang ada dua investor lagi yang akan mengembangkan proyek hilirisasi batu bara yakni KPC dan Arutmin. "Ada dua yang tertarik saat ini dalam catatan kami. Yakni KPC dan Arutmin, di dalam perencanaan kerja mereka juga masuk (proyek hilirisasi ini)," terang Dadan kepada CNBC Indonesia.

Sayang Dadan enggan menjelaskan detil berapa kapasitas gasifikasi batu bara yang akan dibangun kedua perusahaan Bakrie Gorup itu. Yang terang, kata Dadan bahwa kedua perusahaan akan mengembangkan produk turunan dari batu bara menjadi metanol.

"Memang dalam prosesnya metanol di konversi menjadi DME, dua perusahaan ini rencananya itu ada yang samapi metanol dan juga DME. Tapi tidak terlalu sulit mengkonversi metanol ke DME," ungkap Dadan

Sayang sampai berita ini diturunkan Direktur BUMI, Dileep Srivastava belum menjawab pertanyaan dari CNBC Indonesia perihal progres pengembangan gasifikasi batu bara itu.

Namun sebelumnya, Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia sempat melongok keberadaan proyek gasifikasi batu bara itu.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa peninjauan langsung ke lokasi proyek untuk memastikan perusahaan telah melakukan hilirisasi sebagai syarat perpanjangan kontrak KPC. Selain itu, peninjauan juga dilakukan ke area tambang untuk memastikan keseimbangan lingkungan serta bagaimana jalannya investasi di wilayah Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Dalam catatan CNBC Indonesia, pengolahan batu bara menjadi metanol yang dilakukan oleh KPC atau Arutmin akan dilakukan oleh PT Air Products East Kalimantan (PT APEK), yang merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara Air Products dengan PT Bakrie Capital Indonesia Group dan PT Ithaca Resources.

PT APEK, bergerak dalam bidang usaha industri gasifikasi batu bara menjadi metanol, memiliki rencana investasi sebesar Rp 33 triliun dan target kapasitas produksi sebesar 1,8 juta ton metanol per tahun. Proyek ini ditargetkan beroperasi komersial pada kuartal IV 2024.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gasifikasi Batu Bara, Jokowi: 'Ciutkan' Subsidi LPG Rp 7 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular