
Kepala WHO Bawa Kabar Tak Enak Soal Omicron, Ini Bukan Akhir!

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, memberi peringatan terbaru soal pandemi. Ia meminta semua orang tidak menganggap Omicron akhir dari Covid-19.
"Berbahaya berasumsi bahwa Omicron akan menjadi varian terakhir dan bahwa kita berada di akhir permainan (endgame)," katanya dalam sebuah pertemuan Dewan Eksekutif WHO awal pekan ini, dikutip Rabu (26/1/2022).
"Sebaliknya, secara global (sekarang) kondisinya ideal untuk lebih banyak varian yang muncul."
Ia pun mendesak orang-orang untuk disiplin dan merapatkan barisan. Ia bahkan mengatakan dunia berada di titik kritis.
"Pandemi Covid-19 sekarang memasuki tahun ketiga dan kita berada pada titik kritis," katanya dalam konferensi pers sebelumnya.
"Kita harus bekerja sama untuk mengakhiri fase akut pandemi ini. Kita tidak bisa membiarkannya terus berlarut-larut, bergerak di antara kepanikan dan kelalaian."
Negara-negara, kata dia, harus memaksimalkan strategi dan alat yang sudah tersedia. Seperti pengujian dan inokulasi, agar darurat kesehatan global berakhir tahun ini.
Pernyataan ini berbeda dengan pendapat melegakan Direktur WHO Eropa Hans Kluge sehari sebelumnya, Ia mengatakan Covid-19 Omicron bisa membuat fase baru dari Covid-19 dan mungkin bisa mengakhiri pandemi.
Ia mengatakan hal itu saat mengaitkannya dengen Eropa. Menurutnya "masuk akal bahwa kawasan itu bergerak menuju akhir pandemi".
"Setelah gelombang Omicron yang melanda Eropa saat ini mereda, akan ada beberapa minggu dan bulan kekebalan global. Baik berkat vaksin atau karena orang memiliki kekebalan karena infeksi," kata Hans Kluge dalam sebuah wawancara dengan AFP.
Kami mengantisipasi akan ada masa tenang sebelum Covid-19 (mungkin) kembali menjelang akhir tahun. Tetapi (serangan Covid itu) belum tentu pandemi lagi," ujarnya.
Meski demikian, Kluge tetap mengingatkan waspada, seraya menyebut masih terlalu dini menilai Covid-19 akan beralih dari pandemi ke endemi. Dengan penyebaran Omicron yang cepat dan luas, varian lain bisa muncul lagi di depan.
"Virus ini telah mengejutkan kita lebih dari sekali sehingga kita harus sangat berhati-hati," kata Kluge.
Saat ini Eropa dan Amerika Utara menjadi kawasan terparah yang diserang Covid-19. Omicron menjadi varian dominan, mengalahkan Delta.
Mengutip Worldometers, sejak pandemi muncul di akhir 2019 di Wuhan, China, Sudan 354 juta warga dunia terinfeksi dengan 5,6 juta kematian. Namun, perlu diingat ada 281 juta orang yang berhasil sembuh.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Beri Peringatan Baru soal Covid-19, Bakal Meledak Lagi?