
Bukan Chow Yun Fat, 'Dewa Judi' Malaysia Mau Bangkrut

Jakarta,CNBC Indonesia - Pernahkah Anda menonton film di tahun 1989 berjudul God of Gamblers? Film Hong Kong itu menampilkan Chow Yun-Fat sebagai Ko Chun sang "Dewa Judi".
Di kehidupan nyata sebenarnya "Dewa Judi" juga ada. Ini disematkan kepada miliarder Malaysia, Tan Sri Lim Kok Thay, yang memimpin Genting Hong Kong.
Namun, kini sepertinya status itu akan segera ia tanggalkan. Lim Kok Thay dikabarkan mundur dari jabatannya di perusahaan induk Genting Hong Kong.
Ia mengundurkan diri sejak akhir pekan lalu. Wakilnya Au Fook Yew juga mengundurkan diri.
Ia mundur bukan tanpa alasan. Lebih dari dua tahun perusahaannya terjerat krisis akibat pandemi Covid-19.
Perusahaan Lim menuju likuidasi. Bahkan, banyak tanda-tanda menunjukkan bahwa operasinya sedang berantakan.
Genting Hong Kong dilaporkan merugi. Sahamnya telah anjlok lebih dari 50% sejak awal 2020.
Perusahaan mengatakan dalam petisi penutupannya, bahwa uang tunainya diperkirakan akan habis sekitar akhir Januari 2022. "Tidak memiliki akses ke pendanaan lebih lanjut," tulis dokumen itu dikutip theedgemarkets.
Awal bulan ini, anak perusahaan pembuat kapal yang dimilikinya, yakni MV Werften, juga mengajukan kebangkrutan di pengadilan lokal di Jerman. Ini akibat gagalnya perusahaan mendapatkan pendanaan untuk pembangunan kapal Global Dream.
Dalam rilis yang dibuat anak usahanya, Genting Hong Kong menyebut hal ini diperparah oleh keputusan agen asuransi kredit ekspor pemerintah Jerman, Euler Hermes, yang mencegah kreditur mencairkan pinjaman pada bulan Desember.
"Perusahaan memahami bahwa penolakan Euler Hermes didasarkan pada tinjauan bisnis ke dalam prospek lima tahun grup yang disiapkan ... termasuk pengurangan aktivitas bisnis yang terus-menerus dan berkelanjutan sebagai akibat Covid-19," kata perusahaan.
Selama akhir pekan, Crystal Symphony-kapal yang dioperasikan oleh Genting Hong Kong juga mengalihkan pelayaran terakhirnya ke Bahama. Padahal kapal seharusnya mendarat di Miami, AS, seperti yang direncanakan.
Pihak berwenang AS dikabarkan bersiap untuk menyita kapal itu karena tagihan bahan bakar yang belum dibayar. Kapal berhutang US$ 1,2 juta.
Dalam data terbaru Forbes, kekayaan Lim Kok Thay menurun US$ 100 juta atau setara Rp 1,4 triliun. Genting Hong Kong mengalami pada paruh pertama tahun 2021, mencatat kerugian mencapai US$ 743 juta atau setara Rp 10 triliun.
Meski begitu, kesengsaraan perusahaan Lim Kok Thay mungkin tidak memiliki konsekuensi besar untuk operasi Genting lainnya. Bisnis perusahaan Genting Malaysia Bhd dan Genting Singapore Ltd, tidak memiliki kepemilikan saham silang dengan Genting Hong Kong, kecuali Lim menjadi pemangku kepentingan umum dari keempat cabang perusahaanya.
(tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sama Pusing dengan RI, Malaysia Tahan Harga Ayam & Listrik