KPR, Oh KPR... Beli Rumah Rp 500 Juta Bayarnya Rp 1 Miliar!
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengumumkan suku bunga acuan tidak berubah dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Januari 2022. Namun ada kebijakan lain yang menjadi tonggak monumen bahwa MH Thamrin mulai mengubah posisi (stance) kebijakan.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Januari 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai RDG edisi Janauri 2022, Kamis (20/1/2022).
Dengan demikian, suku bunga acuan telah bertahan di 3,5% sejak Februari 2021 atau hampir setahun. Ini adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia merdeka.
Namun bukan itu yang mengejutkan. Meski suku bunga acuan tidak berubah, tetapi BI memutuskan untuk 'memainkan' Giro Wajib Minimum (GWM).
GWM adalah dana yang wajib ditempatkan perbankan di bank sentral. GWM adalah salah satu instrumen (tools) kebijakan moneter untuk 'menyedot' dan 'menyemprot' likuiditas ke pasar.
Saat bank sentral merasa likuiditas sudah berlebih sehingga menimbulkan ekses inflasi, maka GWM dinaikkan. Likuiditas disedot dari perekonomian.
Inilah yang akan dilakukan BI. Mulai Maret nanti, BI akan menaikkan GWM secara bertahap.
Pada tahap pertama, GWM akan naik 150 basis poin (bps) menjadi 5% dengan pemenuhan harian 1% pada 1 Maret 2022. GWM Rerata ditetapkan sebesar 4%.
Kemudian pada 1 Juni 2022 GWM akan naik 100 bps menjadi 6% dengan pemenuhan harian 1%. GWM Rerata ditetapkan 5%.
Terakhir, GWM akan naik lagi sebesar 50 bps menjadi 6,5% pada September 2022 dengan pemenuhan harian 1%. GWM Rerata ditetapkan 5,5%.
(aji/aji)