Hati-Hati! Ini Cara Spekulan Lambungkan Harga Obat di Pasaran
Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat perlu waspada dengan gelombang ketiga Covid-19 usai masuknya varian baru Omicron ke Indonesia. Salah satu aspek yang perlu dipastikan adalah ketersediaan obat. Belajar dari pengalaman saat gelombang kedua Covid-19 di tahun lalu, ketersediaan obat bisa terganggu akibat munculnya spekulan.
Ketua Harian Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka Yoyon mengungkapkan bahwa pedagang di pasarnya sempat kecolongan dengan aksi para spekulan tersebut.
"Mereka beli dalam jumlah besar di pasar Pramuka. Awalnya pedagang tidak tahu, dengan ada yang beli banyak otomatis kita senang sebagai pedagang, kita nggak tahu ternyata itu untuk mereka tumpuk," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/1/22).
Namun, beberapa waktu kemudian mulai terlihat aksi spekulan tersebut dengan menipisnya obat di pasaran. Di sisi lain, permintaan obat kian tinggi akibat besarnya kasus Covid-19 kala itu. Sayang, yang terjadi justru pedagang pasar hingga pengecer harus membeli obat dengan harga tinggi.
"Kemudian jika mereka ambil banyak stok habis, produksi kan butuh waktu, di situ mereka main. Mereka lempar lagi ke kita atau ke luar dengan harga luar biasa," sebut Yoyon.
Belajar dari pengalaman lalu, pedagang pun mulai menciptakan sistem agar tidak kembali kecolongan. Pembeli yang mencurigakan dengan pesanan sangat banyak harus memenuhi sejumlah persyaratan.
"Dari himpunan pedagang pasar Pramuka menghimbau pedagang kalau ada yang ambil dengan jumlah besar kita minta KTP, rekomendasi, segala macem jadi supaya jangan kecolongan seperti tahun lalu," jelas Yoyon.
(dce/dce)