Awas! Omicron Naik, Stok Obat Terapi Covid Justru Kosong Lho

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
18 January 2022 15:20
Suasana Penjualan Obat dan Alat Kesehatan di Pasar Pramuka. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Suasana Penjualan Obat dan Alat Kesehatan di Pasar Pramuka. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Stok obat-obatan menjadi satu hal krusial di tengah ancaman gelombang ketiga Covid-19. Namun, berbeda dengan gelombang kedua pada pertengahan tahun lalu dimana obat terapi Covid-19 booming, yakni seperti Remdesivir dan Favipiravir, kini stoknya justru tidak ada.

"Sudah nggak booming lagi, jadi sudah nggak ada sama sekali. Kita nggak ada stok-stoknya (obat terapi Covid-19) gitu," kata Ketua Harian Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka Yoyon kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/1/22).

Permintaan obat terapis Covid-19 meningkat kala gelombang Covid-19 di medio Juli-Agustus lalu. Kementerian Kesehatan juga sudah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) 11 obat terpilih demi meminimalisir potensi kenaikan harga yang tidak wajar.

Adapun 11 obat tersebut adalah 1. Favipiravir, 2. Remdesivir, 3. Oseltamivir, 4. lntravenous Immunoglobulin, 5. lntravenous Immunoglobulin, 6. lntravenous Immunoglobulin, 7. Ivermectin, 8. Tocilizrrmab, 9. Tocilizumab, 10. Azithromycin, dan 11. Azithromycin.

Terbaru, Indonesia berencana memulai produksi obat terapi Covid-19 racikan Merck, Molnupiravir, di dalam negeri. Rencananya, produksi tersebut akan dilakukan PT Amarox pada bulan April atau Mei 2022. Karenanya, stok obat ini pun belum ada di apotek.

"Covid belum ada obatnya, kalau rekomendasi aja, kita pedagang nggak butuh rekomendasi. Kita butuh stok barang ada, BPOM ngasih rekomendasi silakan saja," ujarnya.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hati-Hati! Ini Cara Spekulan Lambungkan Harga Obat di Pasaran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular