Internasional

Ilmuwan Top AS Pesimis Omicron Akhir Pandemi, Kenapa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Selasa, 18/01/2022 08:00 WIB
Foto: Anthony Fauci. (AP/Kevin Dietsch)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala penasehat medis Gedung Putih, Dr Anthony Fauci, menyatakan keraguannya bahwa varian Omicron mungkin merupakan tanda akhir pandemi Covid-19 di dunia. Ia menyebut masih ada peluang kemunculan varian lain yang lebih berbahaya.

Dalam acara virtual pertemuan Davos, Senin (17/1/2022) waktu setempat, Fauci mengatakan bahwa prediksi seperti ini masih terlalu dini. Ia bahkan mempertanyakan kembali mengenai apakah vaksinasi juga merupakan jalan keluar yang terbaik.



"Ini adalah pertanyaan terbuka apakah vaksinasi virus hidup yang diharapkan semua orang," katanya dikutip CNBC International.

"Saya berharap itu masalahnya. Tapi itu hanya akan terjadi jika kita tidak mendapatkan varian lain yang lolos dari respon imun dari varian sebelumnya."

Bahkan, Fauci juga menyebut bahwa Omicron kemungkinan besar tidak akan mungkin hilang. Sebaliknya, itu akan tetap ada di masyarakat pada tingkat endemik.

Meski demikian, pada tahapan itu, ia percaya tindakan kesehatan masyarakat seperti penggunaan masker tidak lagi diperlukan. Masyarakat dapat kembali ke tingkat normalitas pra-Covid.

"Kontrol berarti Anda memilikinya. Tetapi hadir pada tingkat yang tidak mengganggu masyarakat," kata Fauci.

"Itulah definisi saya tentang apa yang dimaksud dengan endemisitas," tambahnya.

"Bukan berarti Anda akan menghilangkan penyakit ini sepenuhnya. Tapi mudah-mudahan, itu akan berada pada tingkat yang rendah sehingga tidak mengganggu interaksi sosial, ekonomi, dan interaksi normal kita satu sama lain. Bagi saya, itulah new normal."



Hal serupa juga ditegaskan profesor penyakit menular baru di London School of Hygiene and Tropical Medicine, Annelies Wilder-Smith. Ia menyebut dunia masih harus mempersiapkan diri bila varian yang lebih parah dari Omicron datang di kemudian hari.

"Memang terlalu dini untuk menyebutnya endemik. Ada kemungkinan besar bahwa kita akan memiliki varian baru," tuturnya.

Varian Omicron sendiri saat ini masih menjadi kekhawatiran baru. Varian ini memiliki kekuatan penularan yang sangat masif.

Meski begitu varian yang membawa 32 mutasi pada protein lonjakannya ini tidak memiliki gejala yang parah saat menginfeksi pasien. Namun tetap saja, mereka yang belum divaksin dan memiliki komorbid dianggap kelompok rentan yang bisa kehilangan nyawa.


(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Konflik Iran-Israel Memanas, Dunia Soroti Manuver Trump