Pak Jokowi! Investasi Energi Terbarukan Tak Capai Target Nih
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) realisasi investasi sektor energi baru dan terbarukan (EBT) sepanjang 2021 baru mencapai US$ 1,51 miliar. Angka ini tentunya lebih rendah dari target tahun 2021 yang mencapai US$ 2,04 miliar. Itu artinya capaian investasi sektor energi hijau ini hanya 74%
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana dalam paparan Kinerja Sektor EBTKE tahun 2021, yang dilaksanakan pada Senin (17/1/2022) mennyapaikan, realisasi sebesar US$ 1,51 miliar itu terbagi dari beberapa sektor. Seperti, Panas Bumi sebesar US$ 680 juta, Aneka EBT sebesar US$ 480 juta, Bioenergi sebesar US$ 340 juta, dan konservasi energi US$ 10 juta.
Pada tahun ini Kementerian ESDM menargetkan investasi EBT dapat mencapai US$ 3,91 miliar dengan rincian sektor Panas Bumi sebesar US$ 950 juta, Aneka EBT sebesar US$ 2,79 miliar, Bioenergi US$ 160 juta, Konservasi Energi US$ 10 juta.
Sementara, untuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sub sektor panas bumi, sepanjang 2021 realisasinya telah mencapai Rp 1,92 triliun. Capaian tersebut setara 134,1% dari rencana semula sebesar Rp 1,43 triliun. Realisasi PNBP dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Pertama, optimalisasi biaya (cost) pengembang panas bumi rezim eksisting salah satunya percepatan pengeboran di PLTP Salak, sehingga mereduksi cost yang menyebabkan PNBP meningkat. Kedua, tidak terlaksananya kegiatan perencanaan pengeboran, pembangunan, dan operasional pada tahun sebelumnya. Ketiga, realisasi biaya operasi lebih kecil dari rencana.
Keempat, amandemen kenaikan harga jual listrik. Kelima, kurs konversi harga USD terhadap rupiah. Keenam, pencadangan saldo PPN reimbursement yang tidak terealisasi. Komposisi PNBP sendiri berdasarkan pola pengusahaan, PNBP Panas Bumi sebagian besar 97% berasal dari Wilayah Kerja Panas Bumi Eksisting berupa Setoran Bagian Pemerintah, sedangkan pemegang IPB berkontribusi 3% untuk PNBP Panas Bumi. "Tahun ini hampir RP 2 triliun sedikit. Tahun depan kita target Rp 1,55 triliun," kata Dadan.
Beriringan dengan itu, Dadan mengumumkan bahwa capaian bauran energi baru terbarukan pada 2021 hanya mencapai 11,5%. Sementara pemerintah memiliki target bauran EBT pada 2025 mencapai 23%. Mungkinkah bisa terwujud?
Dadan bilang, capian EBT pada 2021 tersebut setara dengan 151,6 jua barrel oil equivalent.
Dari sisi penambahan kapasitas terpasang untuk pembangkit listrik EBT untuk PLTS atap termasuk yang on-grid angkanya adalah 654,76 mega watt (MW) dari target 854,78 MW. Jadi, realisasi yang tercapai adalah 77%.
Dadan mengungkapkan, capaian EBT yang belum memenuhi target karena pada 2021, sektor energi menjadi salah satu sektor yang terdampak dari pandemi Covid-19.
"Yang membuat beberapa proyek masih delay dan tidak terjadi CO2 di 2021. Untuk panas bumi juga demikian dan PLTA juga seperti itu," ujar Dadan dalam konferensi pers, Senin (17/1/2022).
(pgr/pgr)