
Perhatian! Ada Angin Segar Untuk Energi Hijau RI 2022 Nih

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Arcandra Tahar mengungkapkan, permintaan renewable energy atau energi baru terbarukan akan meningkat seperti sebelum masa pandemi. Diperkirakan investasinya juga akan meningkat.
Arcandra menjelaskan untuk investasi energi baru terbarukan yang diperkirakan naik di tahun ini karena disebabkan berbagai faktor.
Salah satu faktornya adalah adanya penerapan pajak karbon dan skema perdagangan emisi (emission trading scheme). Sementara itu, baterai menjadi peran kunci progress energi baru terbarukan di tahun ini.
Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah berupa insentif sangat dibutuhkan.
"Walaupun kebutuhan naik, tapi kalau insentif dicabut tentu belum mampu bersaing secara kompetitif antara renewable energy dengan fosil fuel. Perlu insentif," jelas Arcandra dalam sebuah webinar, Rabu (12/1/2022).
Selain itu, faktor yang menentukan tercapainya investasi di energi baru terbarukan, menurut Arcandra adalah seberapa cepat teknologi bisa berkembang untuk bisa memperbaiki kapasitas dan memperbaiki energi baru terbarukan itu sendiri.
Pasalnya, menengok kejadian di Eropa, kata Arcandra bahwa pembangkit tenaga angin pada 2021 realisasinya hanya mencapai 40% atau lebih rendah dibandingkan 2020.
"Yang katanya wind (angin) untuk memperbaiki climate change, namun climate change wind tidak beroperasi seperti yang diharapkan," tuturnya.
Dalam mengembangkan energi baru terbarukan di tanah air, menurut Arcandra pihak otoritas juga perlu melihat perkembangan krisis energi di Eropa dan pertumbuhan ekonomi di China.
Serta juga bagaimana kebijakan Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk visinya dalam mengembangkan investasi secara penuh untuk energi bersih dalam memajukan perekonomian. "Jadi yang lebih dekat kepada energi bersih akan didorong Biden," tutur Arcandra.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak! Ramalan Perbaikan Ekonomi dan Dampak Ke Sektor Energi