Jakarta, CNBC Indonesia - Australia diperkirakan akan sampai di puncak gelombang Covid-19 Omicron usai kasus mendekati 100.000 lebih selama empat hari berturut-turut. Jumlah ini, diperkirakan menjadi rekor baru dan akan bertahan ini beberapa pekan ke depab.
Padahal, Australia menjadi negara yang cukup awal melakukan pembatasan dengan menghalau omicron. Ditambah lagi, Australia juga menjadi salah satu negara dengan vaksinasi tertinggi, sehingga dianggap sudah siap hidup berdampingan dengan Covid-19.
"Kami belum melaluinya dan saya pikir masih akan ada sejumlah besar kasus yang didiagnosis di Australia selama beberapa minggu ke depan," kata Kepala Petugas Kesehatan Paul Kelly dalam jumpa pers, dikutip dari channelnewsasia, Sabtu (15/1/2022).
Untuk diketahui, lebih dari 1,2 juta infeksi telah dicatat tahun ini, dibandingkan dengan 200.000 untuk tahun 2020 dan 2021 jika digabungkan dan Paul menyebutkan Australia akan sampai di puncak gelombang kasus omicron dalam waktu dekat, melihat kondisi beberapa negara bagian.Infeksi telah menurun selama tiga hari terakhir sementara peningkatan rawat inap di New South Wales yang paling parah terkena dampak. Sebagian besar negara bagian sedang berjuang melawan rekor rawat inap selama gelombang Omicron, dengan pihak berwenang mengatakan orang-orang muda yang tidak divaksinasi membentuk "jumlah yang signifikan" penerimaan di Australia."Kami melihat epidemi yang tidak divaksinasi pada orang muda, kami melihat itu di perawatan intensif," kata Kelly.Australia adalah salah satu negara yang paling banyak divaksinasi vaksin Covid-19, dengan lebih dari 92% orang di atas 16 tahun mendapat dosis ganda, dan akan segera mendapatkan booster.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Jurnalis Australia Kena Peluru Karet Saat Siaran