Simak! Masker Ini Paling Efektif Lawan Omicron Menurut Ahli

Jakarta, CNBC Indonesia - Naiknya kasus Covid-19 membuat aturan penggunaan masker kembali diberlakukan di beberapa negara dunia. Salah satunya di Amerika Serikat (AS).

Pusat Pengendalian dan Penyakit Menular (CDC) sudah mulai mengarahkan warganya untuk mengenakan masker di saat kasus infeksi menyentuh 1 juta sehari. Namun, aturan pemakaian masker ini masih menimbulkan pertanyaan.

Pasalnya masker penutup mulut dan hidung memiliki beberapa jenis. Mulai dari kain hingga masker untuk medis.

Lalu manakah yang terbaik?

Profesor hukum kesehatan global di Universitas Georgetown dan Direktur Pusat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Hukum Kesehatan Global, Lawrence Gostin, mengatakan bahwa masker yang memiliki proteksi cukup lemah adalah masker kain. Kelemahan masker ini bahkan mendorong Omicron makin menular.

"Melawan Delta, itu hanya sekitar 20 hingga 30% efektif. Dan tentu saja, dengan Omicron, efektivitasnya dapat diabaikan," sebutnya kepada ABC News, Kamis (13/1/2022).

Ia menambahkan bahwa saat ini masker yang efektif adalah masker N95. Selain itu, ada juga masker KN95 spek China dan KF94 spek Korea juga dianggap ampuh dalam menangkal Covid-19 dengan memberikan proteksi hingga 95% dari virus.

Untuk masker medis, dokter penyakit menular di Boston Medical Center, Sabrina Assoumou, menuturkan bahwa masker bedah kelas medis berlapis-lapis merupakan masker yang juga dapat digunakan untuk menahan laju virus. Meski begitu, harus dipastikan bahwa masker itu harus pas menutupi mulut dan hidung tanpa celah.

Sabrina menambahkan bahwa hal ini dapat disiasati dengan penggunaan double masker. Ini untuk memastikan tidak ada celah sehingga mulut dan hidung terproteksi dengan baik.

"Mari kita bicara tentang dua kualitas apa yang kita cari dalam masker. Yang pertama filtrasi, dan yang kedua fit," ujarnya.

Di Indonesia sendiri penggunaan masker kain sudah tidak diizinkan di sebagian besar tempat. Masyarakat diarahkan untuk menggunakan masker N95 atau medis dan juga menjalankan protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan mencuci tangan.