Ada Larangan Ekspor, Tren Harga Batu Bara Diprediksi Naik

rah, CNBC Indonesia
05 January 2022 15:41
Pekerja membersihkan sisa-sisa batu bara yang berada di luar kapal tongkang pada saat bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemerintah Indonesia berambisi untuk mengurangi besar-besaran konsumsi batu bara di dalam negeri, bahkan tak mustahil bila meninggalkannya sama sekali. Hal ini tak lain demi mencapai target netral karbon pada 2060 atau lebih cepat, seperti yang dikampanyekan banyak negara di dunia. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengambil kebijakan untuk melakukan pelarangan ekspor batu bara periode 1 hingga 31 Januari 2022 bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) atau IUPK tahap kegiatan Operasi Produksi, dan IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian dan PKP2B.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin mengatakan langkah ini harus diambil dan bersifat sementara untuk menjaga keamanan dan stabilitas kelistrikan dan perekonomian nasional.

Sementara itu, Direktur PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS), Yuliana mengatakan pada prinsipnya semua pihak mendukung kebijakan yang diambil pemerintah untuk melakukan pelarangan eskpor.

"Kami mendukung penuh apa yang jadi arahan dan ketentuan pemerintah." kata Yuliana dalam siaran pers, Rabu (5/1/2021).

Dia menambahkan, dari sisi harga batu bara masih akan mencapai harga tertinggi terutama dengan permintaan yang cukup besar dan terus meningkat.

"Kami berharap Batu bara masih bisa mencapai harga tinggi hingga kuartal I-2022. Diperkirakan permintaan masih tinggi pada awal tahun 2022 melihat hingga tutup tahun ini masih banyaknya permintaan jasa angkut batu bara," ujar Yuliana.

Adapun pada awal tahun permintaan batu bara cukup tinggi. Selanjutnya, di China sebagai negara konsumen terbesar batu bara dunia akan melaksanakan Olimpiade musim dingin.

Harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup US$ 179,1/ton. Melesat 5,82% dari hari sebelumnya. Dengan demikian, harga batu hitam telah naik delapan hari berturut-turut. Selama periode tersebut, harga melesat 23,86%.

Yuliana menambahkan ekspor batu bara Indonesia juga masih diprediksi akan tinggi karena mayoritas batu bara RI diekspor ke Asia Pasifik yang masih mengandalkan batu bara untuk sumber energi pembangkit listrik.

Selain itu, permintaan batubara yang meningkat juga akan berdampak bagi sektor jasa transportasi laut batubara untuk tetap tumbuh. Yuliana mengatakan perusahaan akan melakukan langkah-langkah bersinergi dengan Pelabuhan khusus Batubara.

"Dengan begitu kami bisa menyediakan kemudahan bagi pelanggan untuk dapat mengangkut batubara ke tujuan pelanggan secara cepat dan efisien, meningkatkan tingkat utilitas kapal, dengan banyaknya permintaan maka tidak menutup kemungkinan untuk menyewa kapal dari pihak ketiga jika terjadi kelebihan permintaan," kata Yuliana.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret 'Sesaknya' Jalur Utama Tongkang Batu Bara di Sungai Mahakam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular