Premium Hilang 2022, DPR: Harga Pertalite Harus Terjangkau!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
30 December 2021 17:50
Premium Pertalite
Foto: CNBC INDONESIA TV

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi VII DPR meminta kepada pemerintah untuk tetap menyediakan Bahan Bakar Minyak (BBM) atau bensin yang harganya terjangkau, meskipun pada tahun 2022 bensin jenis RON 88 dalam hal ini Premium akan dihapuskan.

Anggota Komisi VII DPR, Mulyanto menyampaikan bahwa kebijakan Pemerintah menghapus BBM jenis premium harus diikuti dengan menurunkan harga BBM jenis EON 90 yakni Pertalite.

Hal ini menurut Mulyanto perlu dilakukan sebagai bukti alasan Pemerintah menghapus premium benar-benar karena faktor lingkungan dan bukan karena faktor komersil.

"Kalau hanya menghapus premium sama saja melepas tanggungjawab Pemerintah dalam menyediakan bahan bakar terjangkau untuk msayarakat dengan dalih lingkungan," ungkap Mulyanto kepada CNBC Indonesia

Yang terpting, kata Mulyanto, dalam keinginan pemerintah memperbaiki penggunaan energi yang ramah lingkungan tidak serta merta menghapus kewajiban Pemerintah menyediakan BBM murah bagi masyarakat.

Jadi, kata Mulyanto, jika bensin Premium akan dihapus untuk lingkungan, maka pemerintah harus menugaskan Pertamina menjual Pertalite seharga Premium. "Pemerintah jangan melihat BBM sebagai komoditas umum yang disediakan dan dijual dengan harga pasar. Harusnya menilai BBM murah sebagai upaya melayani masyarakat untuk mendapatkan bahan bakar yang terjangkau," ungkap dia.

Harapannya dengan bensin yang terjangkau, roda perekonomian tetap berputar di tengah terpaan pandemi Covid-19. "Jadi silakan saja Pemerintah menggunakan BBM jenis apapun yang lebih baik bagi lingkungan, asalkan harganya terjangkau bagi masyarakat," ujar Mulyanto.

Mulyanto menambahkan masyarakat bukannya tidak ingin menggunakan BBM bersih namun di tengah kondisi ekonomi yang masih lemah mereka lsbih memilih BBM murah yang terjangkau.

Pengamat Migas sekaligus Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro menyampaikan, jika dilihat dari sisi konsumsi untuk bensin Premium untuk sekarang memang sangat sedikit atau hanya 2% - 5% saja dari total volume BBM di Indonesia.

Melihat dari data itu, pengguna bensin Premium memang tidak terlalu banyak. "Namun untuk menjaga daya beli sebagai penghapusan Premium, perlu untuk melakukan subsidi Pertalite. Karena memang selisih harga antara Premium dan Pertalite serta Pertamax memang cukup tinggi per liternya," ungkap Komaidi kepada CNBC Indonesia, Kamis (30/12/2021).

Sebagai contoh, harga Premium dibanderl dengan harga Rp 6.450, sementara Pertalite seharga Rp 7.650 per liter dan Pertamax Rp 9.000 per liter.

Meskipun harga Pertalite dan Pertamax ditahan tidak mengalami kenaikan sampai hari ini, tetap ada selisih harga yang lumayan tinggi. Sehingga, bagi masyarakat yang akan beralih dari Premium ke Pertalite dan Pertamax tentunya akan merogoh kocek yang lebih besar.

Komaidi menyampaikan, walaupun konsumen Premium sedikit, risiko jika tidak diberikan subsidi tentu akan ada inflasi walaupun tidak terlalu besar.

"Yang harus diketahui juga bahwa inflasi memiliki dampak ikutan. BBM Naik nanti yang lain meskipun tidak terkait dengan BBM biasanya ikutan naik, seperti di pasar. Itu yang perlu dijaga kalau memang Premium dilakukan penghapusan," ungkap Komaidi.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kapan Premium Resmi Disetop? Ini Penjelasan BPH Migas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular