2021 in Review

Myanmar Kudeta, Suu Kyi Ditahan hingga Perang Saudara

News - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
27 December 2021 16:00
Soldiers walk towards anti-coup protesters during a demonstration in Yangon, Myanmar on Tuesday March 30, 2021. Thailand’s Prime Minister Prayuth Chan-ocha denied Tuesday that his country’s security forces have sent villagers back to Myanmar who fled from military airstrikes and said his government is ready to shelter anyone who is escaping fighting. (AP Photo) Foto: AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2021 menjadi waktu yang kelam bagi Myanmar. Salah satu negara ASEAN ini berada dalam kekacauan sejak kudeta militer 1 Februari lalu dan masih berlangsung hingga kini.

Kudeta tersebut membalikkan kemajuan selama bertahun-tahun menuju demokrasi di Myanmar beberapa tahun terakhir. Sebelumnya sudah lima dekade Myanmar berada di bawah pemerintahan militer yang ketat, menyebabkan isolasi dan sanksi.

Saat pembalikan kekuasaan ini terjadi, banyak negara dan organisasi internasional memblokir sementara aliran dana ke negara itu. Myanmar sempat dikabarkan kekurangan uang cash yang menyebabkan banyak warga mengantri ATM.

Tidak hanya itu, junta militer menangkap Aung San Suu Kyi, pemimpin sekaligus peraih hadiah Nobel Perdamaian, serta presiden Myanmar Win Myint. Diketahui Suu Kyi dimasukkan ditahan oleh junta karena dianggap melanggar beberapa hal, termasuk adanya kecurangan pada pemilihan lalu.

Junta militer juga bersikap keras ke warga pro demokrasi. Mereka bukan hanya ditangkap tapi juga tewas di tangan aparat.

Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) mencatat ada sekitar 1.105 orang korban tewas kekejaman junta militer per September lalu. Tidak sedikit juga warga Myanmar yang melarikan diri ke negara tetangga, seperti Thailand, untuk menghindari hidup merana di bawah kepemimpinan junta militer.

Di sisi lain, pemerintahan sipil Myanmar yang digulingkan di kudeta junta militer mulai dilaporkan membentuk "tentara" sendiri. Sebelumnya para politisi pro Aung San Suu Kyi itu telah membentuk pemerintahan bayangan dan menyebut diri mereka "Pemerintah Persatuan Nasional (NUG)".

NUG mendapatkan dukungan dari beberapa milisi-milisi etnis yang berada di Myanmar. Mereka bersatu untuk mengalahkan tentara junta yang memang dilatih dengan baik.

Akibat tabuhan perang saudara ini, belasan orang tewas pada insiden yang terjadi awal Mei 2021. Baku tembak terjadi di hutan di sepanjang jalan raya Monywa-Kalaywa, Gunung Kyauktawgyi dekat desa Chaungma, serta di hutan dekat desa Thaminchan di kotapraja.

Terbaru pada Desember 2021, Pengadilan Myanmar menjatuhkan hukuman empat tahun penjara bagi Suu Kyi. Ia disebut telah melakukan penghasutan pada warga agar menentang junta militer dan melanggar aturan Covid-19.

Pasca ditangkap junta militer, Suu Kyi dihadapkan dengan selusin tuduhan, termasuk korupsi, pelanggaran UU rahasia negara, hingga telekomunikasi. Pendukungnya menyebut tuduhan ke wanita 76 tahun itu tak berdasar. Kasus-kasus itu sengaja dirancang untuk mengakhiri karir politiknya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Bukan Gunung Biasa, Gunung Emas Kongo Bikin Heboh Sejagad


(tfa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading