Simak! Kata Begawan Energi 'Subroto' Soal Transisi Energi

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia saat ini berkomitmen untuk bersama-sama menghentikan dampak perubahan iklim. Salah satu upaya yang akan ditempuh adalah dengan melakukan transisi energi, dari energi fosil menuju energi baru terbarukan (EBT).
Menteri Pertambangan dan Energi (periode 1978-1988), Subroto memberikan pandangannya terkait langkah ini di dalam negeri.
Subroto mengungkapkan, transisi energi di Indonesia membutuhkan waktu dan upaya yang besar sehingga transformasi energi bersih menjadi persoalan yang tidak mudah.
"Perlu komitmen dan political will untuk pindah dari energi fosil ke energi baru terbarukan. Tapi, barangkali tidak perlu disangsikan lagi effort dari Indonesia, kemauan itu sudah besar sekali," ujarnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia, Senin (27/12/2021).
Selain itu, kata Subroto, banyak lembaga-lembaga internasional yang memiliki tujuan yang sama, namun memang memiliki cara yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, menurut Subroto perlu adanya diskusi, pembicaraan dari masing-masing negara dan otoritas, untuk bisa menyatukan persamaan pandangan dan langkah menuju energi baru terbarukan.
"Komitmen itu sudah jelas sekali. Tapi tidak seperti mengembalikan telapak tangan, butuh effort kerja sama dan itu yang harus kita lakukan sekarang," tuturnya.
Untuk diketahui dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 pemerintah menargetkan untuk mencapai bauran energi baru terbarukan (EBT) 23% pada 2025.
Dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) di Paris Agreement, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk bisa menurunkan emisi karbon sebesar 29% secara mandiri dan 41% dengan bantuan internasional pada 2030 mendatang.
Menurut Subroto cita-cita pemerintah untuk mencapai energi bauran EBT 23% pada 2025 tidak akan sepenuhnya tercapai.
"Jadi, gambaran keinginannya bahwa pada 2050 itu kita sudah seluruhnya pindah dari fosil itu mungkin terjadi di luar negeri. Tapi, di Indonesia masih membutuhkan minyak, gas, dan batu bara untuk periode memenuhi energi, itu yang perlu kita ketahui," jelas Subroto.
[Gambas:Video CNBC]
Kejar 1 Juta BOPD! Subroto: Revisi UU Migas Harus Dipercepat!
(pgr/pgr)