Balap BBM Premium, Pertalite Sudah Jadi Primadona Sejak 2017!

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
24 December 2021 12:42
BBM
Foto: Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah kembali merencanakan akan menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin dengan nilai oktan (RON) 88 atau Premium pada 2022 mendatang.

Rencana penghapusan ini seiring dengan terus menurunnya penyerapan bensin Premium di masyarakat. Sementara di sisi lain, pemerintah juga berupaya mendorong agar masyarakat menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan dengan beralih ke bensin dengan nilai oktan lebih tinggi, salah satunya Pertalite (RON 90).

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih mengungkapkan, pemerintah kini memasuki masa transisi di mana bensin Premium akan digantikan dengan BBM RON 90 atau Pertalite yang dianggap lebih ramah lingkungan.

"Kita memasuki masa transisi di mana Premium (RON 88) akan digantikan dengan Pertalite (RON 90), sebelum akhirnya kita akan menggunakan BBM yang ramah lingkungan," jelas Soerja dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (23/12/2021).

Soerja menjelaskan, saat ini bensin Premium hanya digunakan oleh tujuh negara, termasuk Indonesia. Volume yang digunakan pun sangat kecil, diklaim karena meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan BBM dengan kualitas lebih baik.

Berdasarkan data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), penyerapan bensin Premium selama Januari hingga November 2021 sebesar 3,41 juta kilo liter (kl) atau hanya sekitar 34,15% dari kuota Premium pada tahun ini sebesar 10 juta kl.

Adapun proyeksi sampai akhir tahun diperkirakan hanya bertambah sekitar 248 kl. Dengan demikian proyeksi konsumsi bensin Premium oleh masyarakat sepanjang tahun ini juga diproyeksi hanya sekitar 34,15% dari kuota 10 juta kl tahun ini.

Melihat ke belakang, beberapa tahun terakhir ini penyerapan bensin Premium memang terlihat terus menurun, dan sebaliknya penyerapan Pertalite justru semakin melonjak. Baru diluncurkan pada 2015, ternyata penyerapan Pertalite mampu melampaui Premium pada 2017, hanya dua tahun setelah produk ini diluncurkan PT Pertamina (Persero).

Pertalite memang sengaja diluncurkan Pertamina agar masyarakat beralih dari konsumsi Premium di mana nilai oktan masih rendah dan sudah sangat jarang dikonsumsi dunia ke BBM yang lebih ramah lingkungan. Pertalite memiliki nilai oktan lebih tinggi yakni RON 90 dan harganya pun tidak berbeda jauh dari Premium, namun masih lebih murah dibandingkan Pertamax (RON 92).

Ini juga dilakukan bertepatan saat pemerintah memutuskan untuk tak lagi memberikan subsidi bensin Premium mulai awal 2015. Namun karena pemerintah masih menentukan harga jualnya, sehingga Pertamina masih belum bebas bergerak menentukan harga.

Bila harga jual masih lebih rendah dibandingkan harga keekonomiannya, maka ini akan menjadi beban Pertamina, meskipun belakangan pemerintah akhirnya memberikan kompensasi dengan menggunakan APBN atas penjualan BBM Premium ini.

Pemerintah pun memberikan julukan khusus untuk penjualan BBM Premium kepada Pertamina, yakni Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP), sehingga pemerintah dapat memberikan kompensasi kepada Pertamina.

Baru dua tahun sejak produk Pertalite ini diluncurkan, terlihat bahwa Pertalite mampu menyaingi penyerapan bensin Premium. Berikut data penyerapan bensin Pertalite sejak 2015, mengutip data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2020:

Pertalite:

2015: 379.959 kl
2016: 5.805.228 kl
2017: 14.487.098 kl
2018: 17.706.790 kl
2019: 19.411.105 kl
2020: 18.130759 kl.

Sementara penyerapan bensin Premium terlihat terus menurun sejak 2017, bahkan lebih rendah daripada penyerapan bensin Pertalite, berikut datanya:

Premium:

2015: 28.107.022 kl
2016: 21.679.698 kl
2017: 12.492.553 kl
2018: 10.754.461 kl
2019: 11.685.293 kl
2020: 8.640.647 kl.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukti Nyata Premium Ditinggalkan, Pertalite Digemari Warga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular