Internasional

Putin Blak-blakan soal 'Biang Kerok' Krisis Gas Eropa

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Jumat, 24/12/2021 15:10 WIB
Foto: Vladimir Putin AP/Alexei Nikolsky

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin blak-blakan soal krisis energi di Eropa yang makin berlarut-larut. Putin mengatakan negaranya tidak dapat disalahkan atas melejitnya harga gas Eropa.

Rusia memang merupakan pengekspor utama gas ke Benua itu. Krisis energi terjadi akibat pasokan gas yang minim dan permintaan yang tinggi, yang mendorong harga naik.


Rusia melalui perusahaan gasnya Gazprom sempat disalahkan akibat hal ini. Namun kali ini, Putin, membela diri.

Diketahui harga gas spot Eropa mencapai harga tertinggi sepanjang masa pada minggu ini setelah pipa Yamal, yang biasanya membawa gas Rusia untuk rumah dan pembangkit listrik di Jerman, berbalik arah dan mulai mengalir ke Polandia. Rusia mengatakan Jerman telah menjual kembali gas ke Polandia dan Ukraina.

Jerman sendiri menerima gas Rusia melalui beberapa rute, termasuk Yamal dan pipa bawah laut Nord Stream 1. Pemasok utamanya, perusahaan Rusia Gazprom disebut memenuhi kewajiban sesuai kontrak.

"Gazprom memasok semua volume yang diminta berdasarkan kontrak yang ada," kata Putin selama konferensi pers tahunannya, Kamis (23/12/2021), dikutip dari Reuters.

"Mereka mengubah rute (Yamal) ini menjadi kebalikan dari Jerman ke Polandia... Mengapa? Karena kami memasok gas ke Jerman di bawah kontrak jangka panjang dan harganya tiga hingga empat, bahkan enam hingga tujuh kali lebih murah daripada pasar spot. Hanya dengan menjual kembali 1 miliar meter kubik (bcm) seseorang dapat memperoleh US$ 1 miliar."

Gazprom telah meningkatkan pengiriman ke Eropa sebesar 7% pada Januari-November. Sementara Jerman membeli 5,6 bcm lebih dari setahun yang lalu.
 Volume inilah, yang menurut Putin dijual kembali oleh Jerman ke Polandia dengan 3 juta meter kubik per hari berakhir di Ukraina.

"Daripada mengirim gas ke Polandia dan kemudian ke Ukraina ... bukankah lebih baik mengirimnya lebih jauh ke Eropa dan memengaruhi harga spot?" kata Putin lagi.

Sejumlah negara Eropa memang masih bergelut dengan krisis energi. Musim dingin yang melanda menambah beban dan menaikkan permintaan listrik.

Sementara itu, harga gas grosir Belanda bulan depan yang merupakan patokan Eropa, menjadi 140 euro per megawatt jam pada Kamis atau turun 15%. Trader mengatakan berita beberapa pengiriman kargo gas alam cair (LNG) menuju Eropa memberikan kelonggaran harga meskipun sempat naik lebih dari 600% dari awal 2021.

Harga gas memicu tagihan listrik dan menambah inflasi global yang sudah tinggi di sejumlah negara. Rusia sendiri menegaskan kenaikan inflasi bisa menjadi bumerang bagi ekonominya sendiri yang kini menghadapi pertumbuhan harga konsumen, mencapai level tertinggi dalam hampir enam tahun.


(tfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Tiba di Rusia & Siap Kopdar Dengan Putin