
Krisis Energi Eropa Masih 'Ngeri', Ini Korban Terbarunya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis energi masih sejumlah wilayah dunia, khususnya Eropa. Minimnya pasokan energi, berpengaruh ke fantastisnya harga listrik dan membuat beberapa fasilitas produksi terpaksa menghentikan sementara operasi.
Prancis adalah salah satu korbannya. Bloomberg menulis, penghentian produksi dialami oleh pabrik-pabrik seperti Aluminium Dunkerque Industries dan juga pabrik peleburan seng Nyrstar milik Trafigura Group.
Negara yang merupakan salah satu eksportir listrik terbesar di Benua Biru itu memutuskan untuk menghentikan empat reaktor nuklir, 10% dari kapasitas listrik. Menurut Reuters, penghentian ini sendiri disebabkan oleh dideteksinya retakan pada pipa reaktor di pembangkit listrik Civaux di Prancis barat karena korosi.
Ini membuat Paris mengambil langkah untuk menghentikan operasi pembangkit yang menggunakan reaktor serupa di negaranya untuk melakukan inspeksi. Penghentian ini akan berkembang menjadi 30% pada Januari mendatang.
Ini juga semakin membebani jaringan listrik negara itu yang kini menghadapi lonjakan pemakaian akibat musim dingin. Apalagi pasokan gas alam di Eropa masih seret karena konflik sengam Rusia, yang membuat gas di pipa Nord Stream 2 belum bisa beroperasi.
Untuk menutupi kekurangan energi listrik, negeri Presiden Emmanuel Macron itu kembali bergantung pada seperti minyak, gas bumi serta batu bara. Ini juga mendorong kenaikan harga energi fossil.
Minimnya listrik dari Prancis juga berdampak ke tetangganya yang membeli listrik dari negara itu. Produsen pupuk Rumania, Azomures SA untuk sementara juga menghentikan produksi.
Hal itu menjadi ancaman untuk pasokan makanan di negara itu. Harga bahan pangan diyakini akan makin mahal.
Tetangga lain, Jerman- yang juga membeli sebagian listrik dari Prancis- pun terkena dampak. Analis memprediksi harga energi di Jerman akan melonjak hingga 35 euro per megawatt-jam.
"Jika kita mengalami hari yang sangat, sangat dingin, itu bisa menjadi masalah. Terutama jika kita harus mengimpor dan tetangga kita juga menghadapi problem yang sama," kata seorang peneliti di Pusat Kebijakan Energi Global Universitas Columbia, Anne-Sophie Corbeau yang berbasis di Paris.
"Inilah efek domino ... Listrik akan mahal, akan ada biaya yang harus dibayar."
"Kekuatan (energi) di pasar Prancis telah menjadi mesin utama, kekuatan di pasar tetangga, termasuk Jerman, dalam beberapa hari terakhir," kata Kepala Analisis Daya Eropa di S&P Global Platts, Glenn Rickson.
(tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Disebut 'Biang Kerok' Krisis di Eropa, Kok Bisa?