Internasional

Geger Eropa Krisis Energi, Rusia Jadi Juaranya

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
08 October 2021 09:30
Russian President Vladimir Putin attends a cabinet meeting at the Novo-Ogaryovo residence outside Moscow, Russia, Tuesday, Aug. 11, 2020. Putin says that a coronavirus vaccine developed in the country has been registered for use and one of his daughters has already been inoculated. Speaking at a government meeting Tuesday, Aug. 11, 2020, Putin said that the vaccine has proven efficient during tests, offering a lasting immunity from the coronavirus. (Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Foto: Vladimir Putin AP/Alexei Nikolsky

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis energi di Eropa kian gawat. Harga gas alam yang melonjak membuat jutaan orang di blok tersebut terancam tidak memiliki akses listrik yang mumpuni selama musim dingin nanti.

Ini dimulai saat harga gas naik hingga 250% sejak Januari. Harga patokan regional saja, naik hampir 500% sepanjang tahun.

Permintaan yang tinggi dan pasokan yang terbatas menjadi penyebab. Padahal Eropa sangat bergantung ke gas di tengah tekanan menuju "energi bersih" dengan meninggalkan batu bara.

Kemarin, harga gas juga masih belum mau mundur. Bahkan ketika Presiden Rusia Vladimir Putin masuk, menawarkan peningkatan pasoka gas dari negeri itu ke Eropa.

"Mari kita pikirkan kemungkinan peningkatan pasokan di pasar, hanya saja kita perlu melakukannya dengan hati-hati," kata Putin dimuat Financial Times, dikutip Jumat (8/10/2021).

Rusia sendiri merupakan penyuplai gas terbesar ke Benua Biru. Suplai Negeri Beruang Merah itu tercatat sebesar 43,4% dari total penggunaan gas di Eropa.

Eropa memang sangat bergantung pada impor gas alam yang datang dari luar blok, karena produksi dalam negeri menurun. Data kantor statistik Eurostat memaparkan blok ini harus mengimpor hampir 90% gas alamnya dari luar blok pada 2019, salah satunya dari Rusia.

Analis pasar mengatakan langkah ini menunjukkan bahwa Eropa makin rentan terhadap Rusia. Ini juga bisa memuluskan ambisi Rusia soal proyek pipa gas Nord Stream 2 yang kontroversial untuk membawa gas lebih banyak ke Eropa melalui Baltik.

Nord Stream adalah proyek Rusia dan Jerman. Namun pipa senilai US$ 11 miliar itu mandek karena AS menentangnya seraya memperingatkan "bahaya keamanan energi Eropa".

Rusia, disebut akan menggunakan pasokan energi untuk menanamkan pengaruh di Eropa. Terbaru, AS bahkan memberi sanksi pada perusahaan yang terlibat, di Mei 2021.

"Eropa sekarang telah membiarkan diri di sandera oleh Rusia atas pasokan energi," kata ahli strategi senior pasar negara berkembang Bluebay Asset Management, Timothy Ash., dikutip CNBC International.

"Situasi yang tidak bisa dipercaya," tegasnya lagi dalam sebuah catatan.

"Sangat jelas bahwa Rusia kini memiliki Eropa (UE dan Inggris) karena hambatan energi dan Eropa terlalu lemah untuk melakukan apapu soal ini."

Sebelumnya Eropa memang sempat menyalahkan Rusia atas mahalnya harga gas yang terjadi. Parlemen Eropa "menuduh" perusahaan gas Rusia, Gazprom, memanipulasi harga gas.

Dalam surat tuduhan itu, para anggota parlemen menyebut berkurangnya aliran gas merupakan upaya Moskow menekan Eropa agar mau mengaktifkan pipa gas Nord Stream 2. Namun ini dibalas berbeda oleh Putin.

Putin menyalahkan pilihan Eropa untuk membeli gas di pasar spot bukan dengan skema jangka panjang. Ini kata Putin adalah sebuah kesalahan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Disebut 'Biang Kerok' Krisis di Eropa, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular