Kini Premium, Tinggal Tunggu Waktu BBM Pertalite Juga Dihapus

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
23 December 2021 15:05
Pengendara motor mengatre untuk mengisi bahan bakar Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (17/9/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pengendara motor mengatre untuk mengisi bahan bakar Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (17/9/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, pemerintah bukan hanya berencana menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin RON 88 atau Premium, tapi juga akan menghapus bensin RON 90 atau Pertalite ke depannya.

Hal tersebut dilakukan sebagai wujud upaya serius pemerintah dalam memperbaiki kondisi lingkungan dengan mendorong penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan.

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih mengungkapkan saat ini pemerintah tengah menyusun roadmap BBM ramah lingkungan, di mana nantinya Pertalite juga akan digantikan dengan BBM yang kualitasnya lebih baik.

"Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax," ujarnya melalui keterangan resmi Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, dikutip Kamis (23/12/2021).

Indonesia saat ini, kata Soerja, tengah memasuki masa transisi di mana bensin Premium akan digantikan dengan BBM RON 90 atau Pertalite yang dianggap lebih ramah lingkungan.

"Kita memasuki masa transisi di mana Premium (RON 88) akan digantikan dengan Pertalite (RON 90), sebelum akhirnya kita akan menggunakan BBM yang ramah lingkungan," tuturnya.

Lebih lanjut Soerja menjelaskan, saat ini bensin Premium sudah sangat minim digunakan oleh masyarakat karena menurutnya masyarakat telah sadar untuk menggunakan BBM dengan kualitas yang lebih baik.

Perubahan dari Premium ke Pertalite akan mampu menurunkan kadar emisi CO2 sebesar 14%, untuk selanjutnya dengan perubahan ke Pertamax akan menurunkan kembali emisi CO2 sebesar 27%.

Adapun diperkirakan pengalihan penggunaan Premium ke Pertalite akan dimulai pada 2022 dan akan disahkan melalui Peraturan Presiden (Perpres).

Menurut informasi yang diterima CNBC Indonesia, penghapusan bensin Premium saat ini masih menanti persetujuan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Premium tahun depan sudah tidak ada. Tunggu Perpres keluar," ungkap sumber CNBC Indonesia baru-baru ini.

Isu penghapusan bensin Premium ini memang bukan kali pertama mencuat, sejak beberapa tahun lalu pemerintah juga memang tengah mewacanakan menghapuskan bensin Premium ini, namun hingga kini belum terealisasi.

Pada Agustus lalu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif juga mengakui bahwa bensin Premium mulai dikurangi dan dihapus pelan-pelan dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Masyarakat pun didorong untuk mengkonsumsi BBM dengan RON yang lebih tinggi guna menekan emisi gas rumah kaca.

Menurutnya, banyak negara sudah meninggalkan Premium, dan hanya tersisa empat negara yang masih mengkonsumsi Premium, salah satunya Indonesia.

"Outlet penjualan Premium dikurangi pelan-pelan, terutama saat pandemi, crude jatuh, substitusi dengan Pertalite, tujuannya perbaiki kualitas BBM dan kurangi emisi gas rumah kaca karena kita masih masuk empat negara yang gunakan Premium," ungkap Arifin dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (26/08/2021).

Penyerapan bensin Premium sampai akhir tahun ini juga diperkirakan hanya sekitar 34% dari kuota yang ditetapkan.

Berdasarkan data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), penyerapan bensin Premium selama Januari hingga November 2021 sebesar 3,41 juta kilo liter (kl) atau hanya sekitar 34,15% dari kuota Premium pada tahun ini sebesar 10 juta kl.

Adapun proyeksi sampai akhir tahun diperkirakan hanya bertambah sekitar 248 kl. Dengan demikian proyeksi konsumsi bensin Premium oleh masyarakat sepanjang tahun ini juga diproyeksi hanya sekitar 34,15% dari kuota 10 juta kl tahun ini.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sekarang Premium, Siap-Siap Pertalite Juga Bakal Dihapus

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular