Batu Bara Tak Gentar, Ramai Penambang Naikkan Produksi 2022

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
Kamis, 23/12/2021 13:27 WIB
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menyampaikan akan menaikkan target produksi batu bara pada 2022 menjadi di kisaran 637 juta sampai 664 juta ton. Target produksi tahun depan ini naik dari target produksi pada 2021 yang sebesar 625 juta ton.

Dengan adanya sinyal dukungan dari pemerintah untuk menaikkan produksi batu bara pada tahun depan ini, maka tak ayal sejumlah 'raksasa' tambang batu bara RI juga berencana menaikkan produksi batu bara pada 2022.

Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava mengatakan, perusahaan menargetkan produksi batu bara di 2022 mencapai 90 juta ton, naik dari perkiraan produksi hingga akhir tahun ini sebesar 80-82 juta ton.


Menurutnya kenaikan produksi ini ditunjang oleh kondisi pasar yang masih menjanjikan dan kondisi cuaca yang diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun ini.

"Kemampuan produksi kami di 2022 sebesar 90 juta ton (KPC:Arutmin sekitar 2:1).. Dalam kondisi pasar yang 'friendly' dan mempertimbangkan ramalan kondisi cuaca, target ini diperkirakan memungkinkan (tercapai)," tuturnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (23/12/2021).

Dia mengatakan, karena tingginya curah hujan pada tahun ini yang tidak seperti biasanya sehingga berdampak pada produksi batu bara tahun ini yang lebih rendah dari target, dan hampir sama seperti tahun 2020 yang sebesar 82 juta ton.

Meski di tengah gempuran dunia untuk mengurangi batu bara, namun menurutnya pasar batu bara terutama di China dan India masih menjadi pendorong permintaan batu bara pada 2022. Sementara sejumlah negara yang mendorong pengurangan batu bara cenderung merupakan negara maju yang bukan merupakan pasar batu bara BUMI ataupun batu bara Indonesia.

"China memiliki isu keselamatan (safety), dan juga mengutamakan kepentingan nasional. India juga memiliki isu transportasi dan cuaca, sehingga keduanya mencoba menaikkan produksi domestik, tapi tetap membutuhkan impor batu bara ke depannya," jelasnya.

Begitu juga dengan Indonesia, menurutnya kebutuhan batu bara Indonesia pada tahun depan juga akan meningkat, sehingga potensi ekspor menurutnya akan lebih rendah.

"Permintaan batu bara domestik di Indonesia juga meningkat, ini menunjukkan ketersediaan batu bara untuk ekspor akan menurun, sehingga harga batu bara di pasar internasional tetap akan tinggi," tuturnya.

Senada dengan BUMI, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga menuturkan akan meningkatkan produksi batu bara pada 2022.

Apollonius Andwie C., Corporate Secretary PTBA, mengatakan pihaknya akan menaikkan produksi batu bara pada 2022. Namun untuk angka resminya masih membutuhkan persetujuan Kementerian ESDM.

"Tentunya produksi PTBA akan ada kenaikan di tahun depan, namun untuk angkanya belum bisa dibuka karena masih perlu persetujuan KESDM," tuturnya.

Tahun ini PTBA menargetkan bisa memproduksi batu bara hingga 30 juta ton atau naik 20% dari produksi pada 2020 sebesar 25 juta ton.

Sementara PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menuturkan belum bisa menyampaikan rencana produksi pada tahun depan. Adapun perkiraan produksi batu bara pada 2021 ini masih di kisaran 52-54 juta ton.

"Untuk panduan tahun depan belum keluar. Tahun ini proyeksi kita masih sama, ga berubah, 52-54 juta ton," ungkap Febriati Nadira, Head of Corporate Communication Adaro.

Sebelumnya, Sunindyo Suryo Herdadi, Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Direktorat Jenderal Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan target produksi batu bara pada 2022 di kisaran 637 juta-664 juta ton.

"Kita sudah lakukan hearing ke stakeholders, rekan-rekan pelaku usaha.. Rentang produksi (batu bara) 2022 masih difinalisasi, tapi kisaran 637-664 juta ton," ungkapnya saat konferensi pers, Selasa (21/12/2021).

Begitu pun dengan kebutuhan batu bara untuk domestik, menurutnya diperkirakan naik menjadi 190 juta ton pada 2022 dari target 2021 sebesar 137,5 juta ton. Hingga 10 Desember 2021 tercatat realisasi pemanfaatan batu bara domestik baru mencapai 121,3 juta ton atau 88,2% dari target.

"2022 kita proyeksikan kebutuhan domestik 190 juta ton," ucapnya.

Dia mengakui, peningkatan produksi batu bara pada 2022 ini dengan adanya pertimbangan beberapa hal, salah satunya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

"Kita lihat policy pemerintah ke depannya, juga terkait adanya kebutuhan PNBP, dan lainnya," imbuhnya.

Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) yang dipublikasikan Kementerian ESDM, realisasi produksi batu bara per hari ini, Kamis (23/12/2021), tercatat mencapai 595,08 juta ton atau sekitar 95,21% dari target.

Sementara penjualan batu bara tercatat baru sekitar 476,46 juta ton atau 76,23% dari target.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menilik Prospek & Tantangan Akselerasi Hilirisasi Minerba