Ada 'Harta Karun' Terpendam di Blok Rokan, Siapa Minat Garap?

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
23 December 2021 08:35
Operasional Rig wilayah kerja Rokan yang dioperasikan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Duri, Riau. (Dok: Pratama Guitarra)
Foto: Operasional Rig wilayah kerja Rokan yang dioperasikan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Duri, Riau. (Dok: Pratama Guitarra)

Riau, CNBC Indonesia - Subholding Upstream PT Pertamina (Persero) yakni PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), pasca alih kelola wilayah kerja migas (WK Migas) dengan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), terus menggali peluang penemuan 'harta karun' migas di wilayah tersebut.

Yang terbaru, tak hanya migas konvensional yang ada di lapangan migas yang berlokasi di Kabupaten Siak, Riau itu. Melainkan tercatat ada potensi migas non-konvensional di wilayah tersebut.

Untuk menindaklanjuti temuan potensi 'harta karun' migas non-konvensional itu, PHR membuka peluang untuk melakukan kerjasama kepada investor yang berminat. Khususnya kepada investor yang memiliki teknologi serta kekuatan financial.

Direktur Utama PHR, Jaffee A Suardin membenarkan, bahwa selain migas konvensional yang sedang digarap oleh PHR, terdapat potensi migas lain, antarabnya adalah migas non-konvensional. "Melihat potensi ini kami sedang mengevaluasi peluang pengembangan," terang Jaffee di lingkungan wilayah kerja Rokan, Riau.

Sekarang, untuk melihat sebaran potensi migas non-konvensional itu, pihak PHR sedang membangun peta jalan atau radmap untuk pengembangan. Diharapkan pengembangan migas non-konvensional itu bisa berjalan pada tahun 2022. "Karena seperti diketahui, eksplorasi dan evaluasi dalam pemetaan potensi ini membutuhkan waktu," ungkap Jaffe.

Yang terang, kata Jaffee, untuk mengembangkan potensi migas non-konvensional ini, PHR membuka peluang untuk melakukan kerjasama dengan pihak manapun, yang jelas memiliki teknologi, financial yang kuat serta keberminatan atas pengelolaan migas non-konvensional ini.

"Ya jadi saya mohon jika ada yang berminat bisa mengontak PHR, bila ingin berbisnis ini bis dibuktikan dengan mereka memiliki teknologi seperti apa yang mereka punya dan hal lainnya," ungkap dia.

Sejatinya, pengembangan migas non-konvensional di Blok Rokan ini menjadi satu upaya PHR untuk mendorong mimpi produksi migas pada tahun 2025 yang mencapai 300 ribu barel minyak per hari (BPH).

Jaffee bilang, untuk mengejar mimpi itu tidak cukup hanya mengebor sumur baru saja. Maka, fasilitas dan ekosistem lainnya juga mesti ditingkatkan.

"Itu banyak yang harus disesuaikan untuk mengimbangi kenaikan produksi. Jadi bukan hanya ngebor yang sudah ada, tetapi semua ekosistemn kita siapkan dan tentunya butuh investasi dan lainnya. Ini langkah pekerjaan yang besar," tandas Jaffee.

Seperti yang diketahui, dalam waktu empat bulan pasca alih kelola, PHR sudah menambah sebanyak 17 rig dalam pengeboran sumur tajak dari yang sebelumnya hanya 9 rig. Dengan penggunaan 17 rig, kata Jaffe, PHR sampai akhir tahun ini berhasil melakukan pengeboran sumur hingga 121 sumur.

"Tahun depan kami akan menargetkan 400 - 500 sumur. Dengan begitu produksi bisa kita tingkatkan dari yang saat ini hanya 162 ribu bph (2021) menjadi 180 ribu bph (2022)," terang Jaffee.

Pada tahun 2024, kata Jaffee, pihaknya menargetkan bisa mencapai produksi 270 ribu bph dan di tahun 2025 diharapkan bisa mencapai 300 ribu bph.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Mimpi Produksi Rokan Jadi 300 Ribu Barel, Serius?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular