
Lagi Kematian Omicron Diumumkan, 1 Meninggal di AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Negara Bagian Texas, Amerika Serikat (AS), pada Senin (20/12/2021) melaporkan satu kasus kematian akibat infeksi Covid-19 Varian Omicron. Ini merupakan laporan pertama kematian akibat Omicron di negara itu.
Dalam laporannya, hakim Harris County, Lina Hildago menyebut bahwa korban berusia 50-60 tahun. Korban juga dikabarkan belum menerima dosis vaksin.
"Korban, berusia antara 50-60 tahun, berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi parah dari Covid-19 karena dia tidak divaksinasi," kata departemen kesehatan dalam sebuah pernyataan dikutip media lokal Texas, KHOU, Selasa (21/12/2021).
Lebih lanjut, Hildago menyerukan agar warga yang belum menerima vaksin untuk segera menerima suntikan yang dapat membentuk kekebalan tubuh itu.
Dengan adanya laporan ini maka kematian akibat Omicron yang dilaporkan sejauh ini berjumlah dua kasus. Kasus pertama ditemukan di Inggris dan diumumkan langsung oleh Perdana Menteri (PM) Boris Johnson. Meski begitu, Boris tidak memberikan rincian pasti latar belakang korban.
WHO sebelumnya menetapkan varian Omicron sebagai variant of concern pada 26 November 2021, dua hari setelah varian tersebut terdeteksi di Afrika Selatan (Afsel). Namun hingga saat ini diakui masih banyak yang belum diketahui tentang varian Omicron, termasuk tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya.
"Data keparahan klinis Omicron masih terbatas. Sehingga lebih banyak data diperlukan untuk memahami profil keparahan dan bagaimana tingkat keparahan dipengaruhi oleh vaksinasi dan kekebalan yang sudah ada sebelumnya", ujar WHO dalam update terbarunya.
Omicron kini mendominasi kasus AS hingga 73%. Padahal pekan lalu, varian Delta masih mendominasi 87%. Saat ini posisi Delta, berkontribusi pada 26,6% kasus. Kasus Omicron terbanyak ada di New York dan New Jersey.
(tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kronologi AS Temukan Kasus Omicron, Sudah Divaksin Lengkap
