Internasional

Panas! AS 'Gebuki' China Lagi, 34 Entitas Di-blacklist

Thea Fathanah Arbrar, CNBC Indonesia
17 December 2021 08:02
Chinese and U.S. flags flutter near The Bund, before U.S. trade delegation meet their Chinese counterparts for talks in Shanghai, China July 30, 2019.  REUTERS/Aly Song
Foto: Bendera Tiongkok dan AS berkibar di dekat Bund, jelang delegasi perdagangan AS bertemu dengan China di Shanghai, Cina 30 Juli 2019. REUTERS / Aly Song

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memasuki babak baru, Kamis (16/12/2021) waktu setempat. Pemerintah Presiden AS Joe Biden kini memberlakukan pembatasan perdagangan dan sanksi baru pada 34 entitas China.

Dua hal menjadi alasan yakni pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan dugaan pengembangan teknologi seperti senjata "pengontrol otak" serta ancaman ke keamanan AS. Mengutip CNBC International, ini dilakukan dua lembaga sekaligus dalam satu hari yakni Departemen Perdagangan dan Depatemen Keuangan AS.


Data Departemen Perdagangan menyebut pembatasan perdagangan diberlakukan ke Akademi Ilmu Kedokteran Militer China dan 11 dari lembaga penelitiannya. Lembaga ini membuat senjata pengontrol otak meski tak dijelaskan lebih lanjut.

"Pengejaran ilmiah bioteknologi dan inovasi medis dapat menyelamatkan nyawa. Sayangnya, China memilih untuk menggunakan teknologi ini untuk mengejar 'kontrol atas rakyatnya' dan penindasannya terhadap anggota kelompok etnis dan agama minoritas," tulis Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo dalam sebuah pernyataan yang diyakini merujuk pada isu pelanggaran hak asası manusisa (HAM) di Xinjiang.

Xinjiang sendiri saat ini menjadi salah satu sumber hotspot konflik AS-China. Di mana Departemen Luar Negeri AS menyebut, ada pelecehan terhadap warga minoritas muslim Uyghur dan lainnya, seperti kerja paksa dengan dukungan negara dan penahanan massal.

Terdapat pula empat perusahaan China yang di-blacklist karena peran besarnya dalam moderenisasi militer Negeri Xi Jinping. Salah satunya pembuat drone DJI.

Lalu ada lima perusahaan lain yang diduga mencoba mencuri teknologi AS untuk meningkatkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China. Hal itu diyakini merugikan ekonomi AS miliaran dolar dan ribuan pekerja.

Di hari yang sama, Departemen Keuangan AS juga mengumumkan sanksi ke entitas teknologi China. Yakni Cloudwalk Technology, Dawning Information Industry, Leon Technology Company, Megvii Technology, Netposa Technologies, SZ DJI Technology, Xiamen Meiya Pico Information, dan Yitu.

Departemen Perdagangan juga mengambil tindakan terhadap entitas China yang berlokasi di Georgia, Malaysia, dan Turki. Mereka diduga mencoba atau telah mengalihkan barang-barang AS ke program militer Iran.

China sendiri belum memberi komentar soal ini. Kedutaan Besar China menurut sejumlah media asing, belum berkomentar.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AS-China Sepakati Pelonggaran Ekspor Mineral Tanah Jarang

Next Article Awas Iran Ngamuk, AS Jatuhkan Sanksi Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular