Siap-Siap! Energi Ini Akan Mendominasi Listrik Dunia di 2026

News - Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
15 December 2021 11:30
foto : Dok. ESDM Foto: Dok. ESDM

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Energi Dunia (IEA) mengatakan energi baru terbarukan (EBT) harus menyumbang hampir 95% dari peningkatan kapasitas listrik dunia tahun 2026 jika dunia ingin menjaga iklimnya.

Tenaga surya diharapkan menyumbang lebih dari setengah energi untuk mendorong pencapaian target itu. Pencapaian ini harus tetap terjadi meskipun biaya bahan yang digunakan untuk membuat panel surya dan turbin angin meningkat.

Kapasitas energi terbarukan tahun ini akan mengukir rekor tertinggi untuk kedua kalinya berturut-turut, kata pengawas energi yang berbasis di Paris dalam Laporan Pasar Energi Terbarukan tahunan.

"Rekor penambahan listrik terbarukan tahun ini sebesar 290 Giga Watt (GW) merupakan tanda lain bahwa ekonomi energi global baru sedang muncul," kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol.

"Harga komoditas dan energi yang tinggi yang kita lihat hari ini menimbulkan tantangan baru bagi industri terbarukan, tetapi kenaikan harga bahan bakar fosil juga membuat energi terbarukan semakin kompetitif," tuturnya.

IEA memperkirakan kapasitas listrik dari EBT pada 2026 diperkirakan akan sama dengan total kapasitas global saat ini, terdiri dari gabungan bahan bakar fosil dan energi nuklir.

Dalam jangka panjang, kapasitas listrik terbarukan diperkirakan akan meningkat lebih dari 60% dalam lima tahun mendatang dan mencapai lebih dari 4.800 GW pada 2026. Ini setara kapasitas energi global saat ini dari gabungan bahan bakar fosil dan energi nuklir.

Kebijakan pemerintah yang lebih kuat dan tujuan iklim, yang dimajukan oleh janji pada konferensi COP26 di Glasgow bulan lalu, mendorong peningkatan konsumsi energi terbarukan. Tapi, laju pertumbuhannya perlu dipercepat untuk membatasi kenaikan suhu, kata IEA.

China tetap menjadi pemimpin selama lima tahun ke depan dalam pertumbuhan kapasitas energi terbarukan. Negeri panda tersebut akan menyumbang 43% dari pertumbuhan kapasitas terbarukan global, diikuti oleh Eropa, Amerika Serikat, dan India.

Keempat negara ini sendiri menyumbang 80% dari pertumbuhan kapasitas terbarukan di seluruh dunia.

"China terus menunjukkan kekuatan energi bersihnya, dengan perluasan energi terbarukan yang menunjukkan negara itu dapat mencapai puncak emisi CO2 jauh sebelum 2030," kata Birol.

IEA tetap memperingatkan untuk mencapai tujuan emisi nol bersih perlu pertumbuhan lebih ekstra dari prediksi saat ini.

IEA mengatakan dalam laporannya penambahan rata-rata tahunan kapasitas surya dan angin perlu hampir dua kali lipat dari prediksi badan saat ini. Sementara pertumbuhan permintaan tahunan untuk bahan bakar nabati perlu empat kali lipat.

"Untuk mendapatkan energi terbarukan di jalur dengan nol bersih pada tahun 2050, pemerintah tidak hanya perlu mengatasi tantangan kebijakan dan implementasi saat ini tetapi juga meningkatkan ambisi untuk semua penggunaan energi terbarukan," tulis IEA.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Emisi Puncak Karbon RI Diprediksi Terjadi Tahun 2035


(ras/ras)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading