Diam-Diam 'Kiamat' Kursi Pesawat Ancam Maskapai Penerbangan!
Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun depan pasar industri penerbangan Indonesia diramal lebih baik dari tahun ini. Namun ada masalah baru yang bakal menghantui, seperti kelangkaan kursi tempat duduk pesawat. Hal ini karena pasokan pesawat saat ini menurun akibat sedikitnya pesawat yang beroperasi, imbas pengembalian pesawat ke lessor.
Pengamat Penerbangan Ariesta Atmadjati memprediksi pada tahun ini jumlah kapasitas penumpang tahun ini hanya 30% dari tahun 2019 yakni 28 juta masih jauh dari ideal penumpang domestik mencapai 90 juta penumpang.
Sementara untuk tahun depan dengan kemungkinan ekonomi membaik dan kembalinya mobilitas masyarakat diprediksi dapat meningkat dua kali lipat dari 2021, mencapai 56 juta penumpang.
Pilihan Redaksi |
Namun ada masalah baru yakni ada potensi ketersediaan seat pesawat yang berkurang. Beberapa maskapai mengurangi jumlah penumpang pesawat.
"Seperti Garuda ada 100 pesawat lebih yang di kerangkeng," kata Arista dalam keterangan, Selasa (14/12/2021).
"Jadi Garuda mengandalkan Citilink kita anggap jumlahnya tetap, Lion Air tetap, Sriwijaya dan Nam Air agak berkurang sedikit, Air Asia juga lambat," tambahnya.
Meski begitu ada tambahan supply seat dari Super Air Jet, Pelita Air yang diproyeksikan bisa mengudara tahun depan, juga Darapati Airlines.
"Moga moga bisa menutup kekurangan jumlah supply seat karena jika kekurangan berebut, harga tiket makin mahal," katanya.
Namun Arista belum khawatir karena penumpang Low Cost Carrier (LCC) tidak akan naik tajam. Melihat peak season baru mulai terjadi pada bulan Mei mendatang.
Selain itu daya beli kelas menengah juga masih belum kembali pulih, karena ada Pemutusan Hubungan Kerja, pemotongan gaji karyawan sehingga mengurangi buying power.
"Saya juga berharap tidak ada omicron masuk ke tanah air," katanya.
(hoi/hoi)