
Dengan Jurus Ini 'Kiamat' Batu Bara RI Bisa Makin Lama

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan kegiatan eksplorasi pertambangan batu bara masih akan berlangsung seiring meskipun ke depan permintaan pasar global akan mengalami penurunan.
Kegiatan produksi batu bara itu, bukan berarti pemerintah tak mendukung perjanjian dunia atas perubahan iklim dalam mengehntikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) secara bertahap pada tahun 2030.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu bara Kementerian ESDM Sujatmiko menjelaskan, bahwa Indonesia memiliki sumber daya batu bara yang melimpah, mencapai 143,7 miliar ton dengan cadangan sebanyak 38,8 miliar ton. Di mana rata-rata produksi mencapai 600 juta ton per tahun.
Dengan potensi cadangan batu bara sebesar itu, Sujatmiko menyebut pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan eksplorasi tambang komoditas tersebut. Agar batubara sebagai sumber energi bisa dimanfaatkan dengan bauran energi mix.
Dalam porsi energi mix selama 2021-2030 nanti, batu bara masih menempati porsi 60% pada bauran energi nasional.
Dalam strategi energi hingga 2030 mendatang, Sujatmiko menyampaikan pengembangan PLTU batu bara tidak akan dilakukan, kecuali yang sudah financial close atau kontruksi. Sehingga batu bara akan tetap digunakan di PLTU meski terbatas.
Pemanfaatan batu bara ke depan direncanakan akan diimbangi dengan teknologi ramah lingkungan atau clean coal technology untuk mengurangi emisi CO2 atau karbondioksida.
"Oleh karena itu, skenario yang sedang kita lakukan dalam konteks, bagaimana batu bara bisa komit dalam net zero emission yakni melalui Co-firing biomassa, ini sedang disiapkan peraturan menterinya (Permen)," jelas Sujatmiko, Selasa (14/12/2021).
Dimana, kata Sujatmiko melalui biomasa bisa dimanfaatkan bersama batubara dalam pembakaran dalam power plant.
Kemudian, pihaknya juga akan melakukan penerapan teknologi batu bara bersih dengan mengimplementasikan Integrated Gasification Combined Cycle (IGCC) dengan bahan bakar gasifikasi batubara. Serta dengan implementasi Carbon Capture and Storage (CCS) untuk mengurangi emisi CO2.
Skenario berikutnya dalam pemanfaatan batu bara, kata Sujatmiko yakni tidak lagi ada pembangunan PLTU batubara baru di Jawa dan PLTU mulut tambang untuk luar Jawa.
Di sisi lain, pemanfaatan juga akan dilakukan dengan hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME), methanol, pupuk, dan syngas.
Sehingga batu bara yang merupakan salah satu komoditas utama Indonesia bisa tetap menjadi penggerak perekonomian nasional.
ESDM berharap, hilirisasi batubara bisa menjadi penopang utama untuk menggantikan kekurangan pasokan gas dalam negeri.
"Pemanfaatan batu bara juga dilakukan dengan melakukan hilirisasi batu bara menjadi metanol pupuk dan syngas jadi sebagai penggerak perekonomian nasional. Prestasi batu bara akan menjadi penopang utama untuk menggantikan kekurangan pasokan gas dalam negeri," jelasnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ketahanan & Transisi Energi Transformasi Bisnis Banpu & ITM