Batu Bara Buat Listrik Diramal Melonjak 150 Juta Ton di 2030

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) meramal konsumsi batu bara untuk kebutuhan listrik diramal masih akan mengalami peningkatan yang signifikan hingga tahun 2030. Dari yang saat ini mencapai 90 juta ton, pada tahun 2030 diprediksi mencapai 150 juta ton.
Executive Vice Presiden (EVP) Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN, Edwin Nugraha Putra menyebutkan, kebutuhan batu bara yang tinggi itu seiring dengan tercapainya program 35.000 Mega Watt (MW) dalam beberapa tahun ke depan.
Edwin menyampaikan bahwa bauran energi fosil pada tahun 2021 masih mencapai 60%. Bahkan sampai tahun 2030 juga bauran energi dari batu bara ini masih diangka 60%. "Jadi memang masih dominan," ungkap Edwin., Selasa (14/12/2021).
Sementara itu memang tak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan batu bara akan PLTU masih tinggi, pada tahun 2021 masih sekitar 90 - 100 juta ton. Bahkan, kebutuhan akan semakin meningkat dengan masuknya proyek-proyek 35.000 MW.
"Maish naik kebutuhan batu bara, bisa menjadi 150an juta ton di tahun 2030," tegas Edwin.
Mengacu catatan Kementerian ESDM, sampai pada September 2021, progres megaproyek 35.000 MW itu masih mini. Saat ini yang sudah Commercial operation Date (COD) baru mencapai 10.469 MW. Sedangkan 17.685 MW fase konstruksi, 6.063 MW fase Power Purchase Agreement (PPA) dan 839 MW fase pengadaan, serta 724 MW fase perencanaan.
Sementara itu, untuk mendukung langkah pemerintah mengejar target zero carbon pada tahun 2060, PLN menyebutkan bahwa kebutuhan pembangkit PLN di tahun 2026 akan mulai diubah ke energi baru dan terbarukan (EBT).
Salah satunya dengan cara menjalankan Co-firing biomassa. Ditargetkan co-firing itu akan berjalan di 10% - 20% dalam pembangkit batu bara. "Kita harap 3%-6% bauran energi EBT tercapai dengan usaha tersebut. Itu salah satu usaha dengan batubara 5 tahun sampai 10 tahun ke depan," terang dia.
[Gambas:Video CNBC]
PLTU di 35 GW Masuk, Pasokan Listrik RI Makin Berlimpah!
(pgr/pgr)