
ESDM Buka-Bukaan Sumber Duit Buat Suntik Mati PLTU

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian ESDM mengungkapkan ada beberapa jenis pendanaan yang ditawarkan oleh program Just Energy Transition Program (JETP). Terutama untuk program penghentian operasional sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) lebih cepat dari rencana awal atau pensiun dini.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menjelaskan program JETP sendiri nantinya akan memfasilitasi dari sisi pendanaan. Meskipun tidak mencakup semuanya, namun dana JETP sifatnya sebagai dana awal atau katalis di dalam beberapa hal.
"Kan biasanya kita gini, kalau dalam satu proyek kalau kita punya pendanaan misalkan 30 persen, 40 persen ada dana yang sangat murah nanti ini bisa dipakai juga untuk menarik pendanaan yang lain karena dari sisi kepercayaan ini sudah ada beberapa sumber dana yang sudah confirm," kata Dadan dalam Road to CNBC Indonesia Awards, Rabu (29/11/2023).
Dadan menyebut dalam implementasi program pensiun dini PLTU, nantinya akan mengandalkan instrumen pembiayaan campuran. Di antaranya seperti dengan mekanisme komponen grant, komponen bantuan teknis atau Technical Assistance, dan komponen pinjaman konstitusional.
"Jadi itu pendanaan yang Rp 330 triliun itu tidak satu jenis yang mungkin ditanya apakah itu gratis pak duitnya? Enggak, ini berbagai macam. Nah eksekusinya seperti apa? Eksekusinya pun macam-macam," kata dia.
Menurut Dadan, eksekusi dari program pensiun dini PLTU tergantung dari jenis dukungan seperti apa yang akan diberikan oleh JETP. Misalnya dukungan pendanaan yang langsung diberikan ke perusahaan atau bisa juga langsung ke Kementerian dalam bentuk kerja sama dengan negara-negara tertentu.
"Ini juga bisa dilakukan atau dana itu sederhana nya bisa masuk ke perbankan tapi sifatnya nanti akan mengikuti, pertama bentuk kerja samanya kemudian yang kedua kalau sifat proyek B2B saja. Bisa juga nanti dananya itu masuk ke PLN sehingga PLN bisa membangun, memastikan bahwa pembangkitan EBT ini bisa lebih kompetitif," katanya.
"Kan kita ingin memastikan sesuai dengan namanya JETP, Just Energy Transition Partnership. Jadi ini sebuah partnership yang tujuannya adalah memastikan bahwa ketahanan ekonomi kita terjaga dengan emisi yang semakin baik, semakin berkurang dan ini berkeadilan. Harga tidak naik, semua mendapatkan akses," tambah Dadan.
Seperti diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sempat mengungkapkan pihaknya dan negara-negara maju tergabung dalam G7 berkomitmen mendanai hingga US$ 20 miliar atau setara Rp 330 triliun untuk mempercepat pelaksanaan transisi energi di Indonesia, khususnya untuk meninggalkan penggunaan batu bara sebagai sumber energi.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11/2022), Biden mengatakan, komitmen US$ 20 miliar ini dalam rangka mendukung pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan mendukung percepatan transisi energi melalui penghentian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PLTU Batu Bara Disuntik Mati, Listrik di Jawa Bisa Padam!