FOTO

Ini Penampakan Pesawat Made-in RI yang Laris di Luar Negeri

Pool, CNBC Indonesia
Minggu, 12/12/2021 15:20 WIB

Pesawat CN-235 tipe 220 ini memiliki daya angkut hingga 4.700 Kg atau 36 penumpang, dan bisa terbang hingga ketinggian 25 ribu kaki.

1/11 Pesawat terbang CN235-220. (Dok. PT DI)

Kecanggihan pesawat terbang buatan Indonesia semakin diakui dunia. Berbagai negara kini mengantre untuk membeli pesawat produksi Indonesia yang terbukti memiliki fitur dan teknologi canggih. (Dok. PT DI)

2/11 Pesawat terbang CN235-220. (Dok. PT DI)

Salah satu pesawat terbang asal Indonesia yang banyak diincar berbagai negara adalah CN-235. Pesawat ini merupakan produksi PT Dirgantara Indonesia (Persero), dan terdiri dari dua tipe, yaitu CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) dan CN235-220. (Dok. PT DI)

3/11 Pesawat terbang CN235-220. (Dok. PT DI)

Beberapa negara yang telah meminta dan membeli pesawat buatan PTDI tersebut diantaranya Venezuela, Senegal, Burkina Faso, Uni Emirat Arab, Pakistan, Turki, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Nepal, dan Brunei Darussalam. CN-235 banyak diminati karena multifungsi. Selain bisa digunakan untuk kebutuhan militer, pesawat ini juga bisa dioperasikan untuk penerbangan komersial dan penerbangan pribadi. (Dok. PT DI)

4/11 Pesawat terbang CN235-220. (Dok. PT DI)

Tahun ini, pesawat terbang CN-235 sudah diekspor oleh PTDI, salah satunya ke Senegal. Ekspor tersebut dilakukan pada Maret 2021. Pesawat CN-235/MPA yang diekspor tersebut rencananya akan digunakan Senegal untuk keperluan patroli Angkatan Udaranya. Ekspor ke Senegal tahun ini merupakan pengiriman ketiga yang dilakukan PTDI ke negara tersebut. Sebelumnya, Senegal pernah membeli CN-235 pada 2011 dan 2014. (Dok: PT DI)

5/11 Pesawat terbang CN235-220. (Dok. PT DI)

Atas pengiriman tersebut, kini PTDI tercatat sudah memproduksi dan mengirimkan 69 pesawat CN235 baik untuk keperluan dalam serta luar negeri. Hal ini mengukuhkan posisi PTDI sebagai satu-satunya produsen pesawat CN235 di dunia. Saat ini, ada sekitar 286 unit pesawat CN235 yang tersebar di dunia. (Dok. PT DI)

6/11 Pesawat terbang CN235-220. (Dok. PT DI)

Pada 21 September lalu, PTDI juga telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Turkish Aerospace dari Turki untuk kolaborasi industri pesawat yang salah satunya melibatkan pesawat terbang CN-235. Penandatanganan MoU ini dalam rangka meningkatkan dan memperkuat hubungan kerja sama yang telah terjalin antara PTDI dan Turkish Aerospace.  (Dok. PT DI)

7/11 Pesawat terbang CN235-220. (Dok. PT DI)

Sebagai pesawat multifungsi, salah satu kelebihan CN-235 adalah banyaknya konfigurasi yang dimilikinya. Pesawat ini bisa diatur untuk memenuhi lima kebutuhan berbeda, yaitu pengangkutan pasukan/penerjun payung, konfigurasi untuk VIP, konfigurasi evakuasi medis, pesawat penumpang, dan kargo. (CNBC Indonesia/Rahajeng Kusumo Hastuti)

8/11 Pesawat terbang CN235-220. (Dok. PT DI)

Pesawat CN-235 juga banyak diminati karena kemampuannya melakukan lepas landas dalam jarak pendek dan di landasan yang belum beraspal. Selain itu, pesawat tersebut dilengkapi dengan pintu belakang dan memiliki jarak jangkau hingga 1.773 km atau kurang lebih 11 jam. Kemampuan ini dimiliki CN-235 karena teknologi avionik glass cockpit, autopilot dan winglet di sayap pesawat membuat kendaraan ini stabil serta irit bahan bakar. (CNBC Indonesia/Rahajeng Kusumo Hastuti)

9/11 Pesawat terbang CN235-220. (Dok. PT DI)

CN-235 tipe 220 memiliki daya angkut hingga 4.700 Kg atau 36 penumpang. Pesawat ini bisa terbang hingga ketinggian 25 ribu kaki, dan kecepatan mencapai 231 kts. Pesawat ini telah dilengkapi mesin jenis turboprop General Electric GE CT7-9C. (Dok. PT DI)

10/11 Pesawat terbang CN235-220. (Dok. PT DI)

Pesawat terbang CN235-220. (Dok. PT DI)

11/11 Pesawat terbang CN235-220. (Dok. PT DI)

Berbagai teknologi mutakhir dan kecanggihan tersebut membuat pesawat terbang ini memiliki harga sekitar Rp 400 miliar. Saat ini, pemerintah terus mengembangkan CN-235 agar bisa lebih maksimal digunakan untuk keperluan penerbangan komersial, khususnya sebagai penghubung wilayah kepulauan. (CNBC Indonesia/Rahajeng Kusumo Hastuti)