
Bangkit dari Mati Suri, Pesawat Buatan RI Ini Laris Manis!

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri dirgantara RI kini mulai bangkit dari "mati suri". Kebangkitan ini ditandai dengan mulai diekspornya pesawat terbang tipe CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) pada Maret 2021.
Pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Bandung, Jawa Barat ini berhasil diekspor ke Senegal, khususnya untuk Angkatan Udara Senegal atau Senegal Air Force.
Ekspor yang dilakukan PTDI didukung dengan pembiayaan skema NIA dengan total keseluruhan sebesar Rp 354 miliar.
Penandatanganan kontrak pengadaan sudah terjadi pada tanggal 08 Agustus 2017 dengan nomor kontrak PTD/0005/UT0000/08/2017 antara PTDI dengan A.D. Trade Belgium Company untuk end user Senegal Air Force.
Pembiayaan sebagian modal kerja proyek ini berasal dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank dengan skema National Interest Account (NIA).
Penggunaan skema NIA dari LPEI/Indonesia Eximbank ini merupakan penugasan khusus dari Kementerian Keuangan RI untuk penyediaan pembiayaan ekspor pesawat udara dengan penetrasi pasar Afrika dan Asia Selatan.
Pembiayaan ini juga mempertimbangkan dampak ekonomi dan sosial diantaranya penyerapan tenaga kerja lebih dari 4.000 tenaga kerja, peningkatan daya saing ekspor Indonesia, serta perluasan negara tujuan ekspor Indonesia ke pasar non tradisional.
"Ferry Flight pesawat CN235-220 MPA ke Senegal hari ini merupakan lanjutan dukungan kami terhadap PTDI setelah sebelumnya pesawat dengan jenis yang sama diekspor ke Nepal. Ekspor pesawat udara oleh PTDI didukung dengan pembiayaan skema NIA dengan total keseluruhan sebesar Rp354 Miliar melalui Keputusan Menteri Keuangan No. 512/KMK.08/2018. Kami berharap dukungan ini dapat meningkatkan daya saing ekspor, khususnya di industri strategis," kata Direktur Eksekutif LPEI/Indonesia Exim D. James Rompas, Jumat (19/3/2021).
Pesawat CN235-220 MPA dengan serial number N69 tersebut telah melaksanakan Flight Acceptance dan tim Senegal Air Force sebanyak 11 orang telah menuntaskan seluruh rangkaian pelaksanaan Flight Training dan Customer Training pada tanggal 10 Maret 2021. Ini merupakan pesawat ketiga yang dikirim dari PTDI yang dioperasikan oleh Senegal Air Force.
"Kami merasa bangga atas kepercayaan yang telah diberikan oleh Pemerintah Senegal kepada PTDI selama ini, kami berharap ke depannya dapat terus mempercayakan PTDI dalam memenuhi kebutuhan matra udaranya, termasuk dengan pelayanan maintenance dari PTDI. Saat ini PTDI sedang menjajaki potensi pengadaan pesawat CN235 untuk Senegal Air Force yang ditargetkan dapat terlaksana perolehan kontraknya pada tahun 2022," kata Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro.
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyerahkan Pesawat buatan Indonesia CN235-220 MPA ke Angkatan Udara Republik Senegal, dari Hanggar Fixed Wing PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung, Kamis (18/3/2021). Pesawat CN235-220 MPA kepada AU Republik Senegal ini merupakan pesawat ketiga.
Chief of Air Force of Senegal Papa Souleymane SARR menyatakan dalam kesempatan tersebut bahwa Republik Senegal telah menggunakan pesawat produksi PTDI selama 10 tahun.
Sebelumnya, PTDI telah mengirimkan pesawat CN235 pertama dengan konfigurasi Military Transport pada tahun 2011 dan pesawat kedua dengan konfigurasi Multi Purpose Aircraft (MPA) pada tahun 2016.
Pesawat udara CN235-220 MPA ini memiliki beberapa keunggulan, yakni dapat lepas landas dengan jarak yang pendek, dengan kondisi landasan yang belum beraspal dan berumput, mampu terbang selama 8 jam dengan sistem avionik glass cockpit, autopilot dan adanya winglet di ujung sayap agar lebih stabil dan irit bahan bakar.
Pesawat udara CN235-220 Maritime Patrol Aircraft dilengkapi dengan Tactical Console (TACCO), 360o Search Radar yang dapat mendeteksi target yang kecil sampai 200 NM (Nautical Mile) dan Automatic Identification System (AIS), sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal, sehingga dapat diperoleh posisi objek yang mencurigakan.
Selain itu, ada juga Forward Looking Infra Red (FLIR) untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan target, serta mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi, baik dalam kondisi siang maupun malam hari.
PTDI telah memproduksi dan mengirimkan pesawat CN235 sebanyak 69 unit untuk pelanggan dalam negeri maupun luar negeri, dari total sebanyak 286 unit populasi pesawat CN235 series di dunia, dimana saat ini PTDI merupakan satu-satunya industri manufaktur pesawat terbang di dunia yang memproduksi pesawat CN235.
