INTERNASIONAL

Xi Jinping Ketar-Ketir, Ada 'Musuh Dalam Selimut' di China

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Sabtu, 11/12/2021 12:30 WIB
Foto: AP/Kin Cheung

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis sepertinya belum habis-habis melanda China. Setelah negara itu mulai berhasil menangani Covid-19 dan krisis energi, kali ini negara pimpinan Presiden Xi Jinping itu mengalami permasalahan baru yakni 'kiamat babi'.

Kiamat babi sendiri merupakan sebuah istilah untuk menggambarkan kenaikan harga dan juga krisis pasokan daging babi yang melanda sebuah negara. Istilah ini pertama kali digunakan oleh CNN International dalam menggambarkan kejadian serupa di Amerika Serikat (AS).

Dalam laporan media resmi Global Times, Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan China mengatakan bahwa harga daging babi telah mengalami peningkatan. Peningkatan ini cukup tinggi hingga 34,9% dari bulan Oktober hingga Pertengahan November 2021.


"Dari tanggal 8 hingga 14 November, harga mingguan daging babi grosir mengalami kenaikan selama lima minggu, mencapai 24,02 yuan (Rp 53,6 ribu) per kilogram," sebut lembaga pemerintah itu.

Hal ini pun menjadi katalis signifikan penggerak naiknya Indeks harga konsumen (CPI) China pada November 2021. Pada bulan itu, CPI China tercatat sebesar 2,3% secara tahunan menurut Biro Statistik Nasional China atau NBS. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2020.

"Naiknya harga pangan merupakan faktor kunci, dengan harga daging babi terpukul oleh pertumbuhan permintaan konsumsi musiman dan pasokan babi gemuk jangka pendek", ujar ahli statistik senior NBS kata Dong Liyuan kepada AFP, dikutip Jumat (10/12/2021).

Tak hanya daging babi, kenaikan juga didorong oleh melonjaknya harga sayur mayur. Pada bulan November, harga sayuran tercatat naik tinggi hingga 30,6% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Kebutuhan daging babi di China sendiri meningkat seiring dengan musim dingin. Ekonom senior China Capital Economics Julian Evans-Pritchard menulis bahwa konsumen cenderung menimbun banyak stok daging babinya dalam musim ini.

"Ada tanda-tanda bahwa pasokan daging babi juga tidak lagi membaik," ucapnya.

Sementara itu, ada faktor penting dibalik kenaikan harga kali ini. Seorang pedagang daging di Beijing mengaku permintaan sedang naik tajam untuk cuaca dingin yang sedang berlangsung namun pasokan tidak dapat memenuhi hal itu.

Hal yang sama juga disuarakan oleh salah seorang konsumen. Konsumen bermarga Yan mengatakan bahwa dengan musim dingin yang akan datang, banyak keluarga akan membuat bakso babi dan menyimpan daging babi cincang untuk pangsit.

"Ini meningkatkan permintaan," katanya.


(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: China Pamer Alutsista Militer, Trump "Ngambek" Tak Diundang