Internasional

Deretan Kabar 'Melegakan' soal Omicron dari WHO sampai AS

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
09 December 2021 15:05
The logo of the World Health Organization is seen at the WHO headquarters in Geneva, Switzerland, Thursday, June 11, 2009. The World Health Organization held an emergency swine flu meeting Thursday and was likely to declare the first flu pandemic in 41 years as infections climbed in the United States, Europe, Australia, South America and elsewhere. (AP Photo/Anja Niedringhaus)
Foto: Logo World Health Organization (WHO) (AP Photo/Anja Niedringhaus)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemunculan varian Omicron telah menjadi kabar buruk. Varian baru Covid-19 ini ditakutkan dapat menjadi se-ganas Delta yang sebelumnya telah mengguncang dunia.

Hal ini bukan tanpa alasan. Ilmuwan menyebut Omicron membawa 32 mutasi protein lonjakan.

Jumlah mutasi ini sangatlah berpengaruh dalam kekuatan vaksin Covid-19 yang berlaku saat ini. Banyak yang khawatir bahwa vaksin yang dimiliki dunia tidak sanggup untuk melawan varian ini.

Meski begitu, sejauh ini banyak kabar-kabar "melegakan" meliputi penelitian varian ini. Laporan tersebut diucapkan oleh beberapa pihak baik WHO, lembaga kesehatan negara, dan juga pelaku industri farmasi. 

Apa saja? Berikut daftarnya:

1. Belum Ada Kematian Akibat Infeksi Virus Ini

WHO mengaku belum menemukan kematian akibat infeksi varian baru Covid-19, Omicron. Badan PBB itu mengatakan masih melakukan observasi terhadap pasien infeksi.

"Saya belum melihat laporan kematian terkait Omicron," kata juru bicara WHO Christian Lindmeier. "Kami sedang mengumpulkan semua bukti dan kami akan menemukan lebih banyak bukti seiring berjalannya waktu."

2. Gejalanya Tak Parah

Kabar ini datang dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) alias CDC. Badan kesehatan AS itu menyebut bahwa mayoritas pasien infeksi varian Covid-19 terbaru itu hanya mengalami "gejala yang ringan".

"Penyakitnya ringan di hampir semua kasus yang terlihat sejauh ini, dengan gejala yang dilaporkan terutama batuk dan kelelahan," ujar Direktur CDC, Rochelle Walensky, di Associated Press (AP) dilansir Kamis, (9/12/2021).

3. Tidak Seperti Delta

Hal ini disampaikan langsung oleh ahli penyakit menular AS yang juga Kepala Penasihat Medis Gedung Putih, Dr Anthony Fauci. Dalam sebuah konferensi pers Fauci menyebut Omicron tidak akan lebih berbahaya dibandingkan varian-varian terdahulu.

"Hampir pasti tidak lebih parah dari Delta," kata Fauci.

"Ada beberapa saran bahwa itu mungkin tidak terlalu parah, karena ketika Anda melihat beberapa kelompok yang diikuti di Afrika Selatan, rasio antara jumlah infeksi dan jumlah rawat inap tampaknya lebih sedikit dibandingkan dengan Delta."

4. Vaksin Masih Efektif

WHO mengungkapkan bahwa strategi vaksinasi merupakan kunci untuk melawan penularan Omicron di dunia. Takeshi Kasai, direktur Pasifik barat WHO, mengatakan bahwa strategi ini jauh lebih penting dibandingkan menutup perbatasan.

"Orang tidak boleh hanya mengandalkan tindakan perbatasan. Yang paling penting adalah mempersiapkan varian ini dengan potensi penularan yang tinggi. Sejauh ini informasi yang tersedia menunjukkan bahwa kita tidak perlu mengubah pendekatan kita," ujarnya sebagaimana dikutip Reuters, Minggu (5/12/2021).

Sementara itu, vaksin Covid-19 juga sudah melaporkan keampuhannya dalam melawan varian ini. Vaksin besutan Pfizer-BioNTech misalnya telah mengumumkan vaksinnya masih efektif melawan varian virus Omicron setelah pemberian tiga dosis.

"(Vaksin) masih efektif dalam mencegah Covid-19, juga terhadap Omicron, jika telah diberikan tiga kali. Varian Omicron mungkin tidak cukup dinetralisir setelah dua dosis," kata kedua perusahaan dalam sebuah pernyataan, Rabu (8/12/2021), dikutip dari AFP.

Selain vaksin, Pfizer juga mengatakan pihaknya optimis bahwa obat pil untuk pengobatan Covid-19 yang saat ini sedang dikembangkan perusahaannya mampu melawan infeksi Omicron. Obat itu sendiri dinamakan Paxlovid dan dibuat dengan asumsi bahwa Covid-19 dapat muncul dalam beberapa macam mutasi. 

Saat ini, Pfizer telah mengajukan izin obat itu kepada Food and Drug Administration (FDA) mengizinkan pil Paxlovid diedarkan secara darurat.


(tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Panik! AS Bawa Kabar Baik Soal Covid Varian Omicron

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular