Internasional

Kronologi 'Resesi Seks' Serang AS, Ini Biang Keladinya

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
06 December 2021 12:15
People spend time as they take advantage of warm spring weather along Lake Michigan on Tuesday, April 27, 2021, at Montrose Beach in Chicago. The Centers for Disease Control and Prevention eased its guidelines Tuesday on the wearing of masks outdoors, saying fully vaccinated Americans don't need to cover their faces anymore unless they are in a big crowd of strangers. (AP Photo/Shafkat Anowar)
Foto: Warga AS yang telah divaksinasi beraktivitas tanpa menggunakan masker di Montrose Beach, Chicago. (AP/Shafkat Anowar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena resesi seks mulai merambah ke Amerika Serikat (AS). Istilah ini digunakan koresponden CNBC International dalam tulisannya yang menggambarkan menurunnya mood pasangan untuk melakukan hubungan seksual.

Dalam data terbaru yang dirilis Institute for Family Studies (IFS), jumlah anak muda Negeri Paman Sam yang tidak berhubungan seks meningkat lebih dari dua kali lipat. Dari yang awalnya 8% menjadi 21%.

Lalu apa sebenarnya penyebab fenomena ini?

IFS merilis faktor pendorong enggannya generasi muda AS untuk melakukan kegiatan seks. Mereka menyebut ini didorong oleh kekhawatiran moral, utamanya dalam melakukan seks pra-nikah.

"Sebagian besar peningkatan ketidakberdayaan didorong oleh orang-orang yang memiliki kekhawatiran moral tentang seks pranikah," ujar lembaga itu dikutip Senin (6/12/2021).

Selain itu, IFS mengatakan bahwa faktor ekonomi dan psikologis pasca pandemi Covid-19 juga mulai merubah perilaku seksual masyarakat Negeri Paman Sam itu.

"Lebih banyak perempuan dari sebelumnya antara 18 dan 35 dilaporkan tidak berhubungan seks dalam satu tahun terakhir, dan 'ketidakbersamaan' telah meningkat terutama di antara mereka yang taat beragama," tambah laporan itu.

Sementara itu, pada Agustus lalu, penelitian akademis dari University of California, Los Angeles (UCLA) menunjukkan memang angka kelahiran di negara adidaya itu sedang dalam tren yang menurun. Penurunan ini juga didorong oleh kekhawatiran perubahan iklim setelah insiden gelombang panas ekstrem.

Tak hanya AS, negara besar lainnya seperti China dan India juga ikut mengalami fenomena ini. Di China keengganan muda-mudi untuk menikah dan memiliki keluarga menjadi motor penurunan ini sementara di India fenomena ini diketahui dari turunnya angka kesuburan dan Total Fertility Rate (TFR).


(tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri Mr Biden! 'Resesi Seks' AS Makin Parah, Ini Buktinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular