Internasional

Ngeri Mr Biden! 'Resesi Seks' AS Makin Parah, Ini Buktinya

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
06 December 2021 07:41
Chet Ski, left and Richard Paul sunbath as others pass along Lake Michigan on Tuesday, April 27, 2021 in Montrose Beach, Chicago. The Centers for Disease Control and Prevention eased its guidelines Tuesday on the wearing of masks outdoors, saying fully vaccinated Americans don't need to cover their faces anymore unless they are in a big crowd of strangers. (AP Photo/Shafkat Anowar)
Foto: Warga AS yang telah divaksinasi beraktivitas tanpa menggunakan masker di Montrose Beach, Chicago. (AP/Shafkat Anowar)

Jakarta, CNBC Indonesia - 'Resesi seks' nyatanya tidak hanya terjadi di China dan India. Kali ini, fenomena itu mulai dilaporkan terjadi di Amerika Serikat (AS).

Dalam sebuah penelitian terbaru Institute for Family Studies (IFS), jumlah anak muda Negeri Paman Sam yang tidak berhubungan seks meningkat lebih dari dua kali lipat. Dari 8% menjadi 21%.

"Lebih banyak perempuan dari sebelumnya antara 18 dan 35 dilaporkan tidak berhubungan seks dalam satu tahun terakhir, dan 'ketidakbersamaan' telah meningkat terutama di antara mereka yang taat beragama," menurut penelitian tersebut, dikutip dari Daily Mail, Senin (6/12/2021).

Para ilmuwan menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini seperti faktor ekonomi dan psikologis. Selain itu, ada juga faktor lain yang cukup signifikan yang mempengaruhi perilaku ini yakni kekhawatiran moral, utamanya dalam melakukan seks pra-nikah.

"Sebagian besar peningkatan ketidakberdayaan didorong oleh orang-orang yang memiliki kekhawatiran moral tentang seks pranikah," tulis penelitian itu.

Penurunan ini sendiri sebenarnya telah terjadi selama lebih dari satu dekade. Tetapi hal ini semakin diperparah dengan pandemi virus corona dan penguncian yang datang sebagai akibatnya.

"Sejak 2010, telah terjadi peningkatan tajam dalam jumlah pria dan wanita berusia 18 hingga 35 tahun yang melaporkan tidak berhubungan seks pada tahun sebelumnya," rekan peneliti IFS Lyman Stone melaporkan dalam temuan tersebut.

Sebelumnya, merosotnya angka kelahiran juga terjadi di China. Di tahun 2020, Negeri Tirai Bambu itu bahkan mencatatkan angka kelahiran terendah dalam 43 tahun terakhir.

Keengganan muda-mudi China untuk menikah dan memiliki keluarga menjadi motor penurunan ini. Di China angka kelahiran sangat erat kaitannya dengan pernikahan, jarang sekali anak di luar pernikahan tercatat.

Sementara itu, India juga mengalami hal yang sama. Ini terkuak dari tingkat kesuburan dan Total Fertility Rate (TFR) negara itu yang dalam kondisi menurun.


(tps/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kronologi 'Resesi Seks' Serang AS, Ini Biang Keladinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular