'Catenaccio' RI Sukses Redam Covid-19, Jangan Sampai Bobol!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 December 2021 09:30
Penumpang WNA tengah berjalan saat tiba di ruang kedatangan di Terminal 3 Bandara Soetta, Tangerang, Banten, Senin (29/11/2021). Pemerintah memutuskan untuk menambah waktu karantina bagi WNA dan WNI yang masuk ke Indonesia untuk mencegah penyebaran Covid-19 varian baru, Omicron. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Penumpang WNA tengah berjalan saat tiba di ruang kedatangan di Terminal 3 Bandara Soetta, Tangerang, Banten, Senin (29/11/2021). Pemerintah memutuskan untuk menambah waktu karantina bagi WNA dan WNI yang masuk ke Indonesia untuk mencegah penyebaran Covid-19 varian baru, Omicron. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia terlihat makin mampu meredam pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Namun kehadiran varian omicron patut diwaspadai, jangan sampai Indonesia kebobolan seperti varian delta dulu.

Kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah pasien positif corona bertambah 196 orang dalam sehari. Ini adalah kasus harian terendah sejak 6 April tahun lalu.

Dalam sepekan terakhir, rata-rata kasus positif bertambah 250 orang dalam sehari. Turun dibandingkan rerata seminggu sebelumnya yaitu 361 orang per hari.

Dengan pasien sembuh yang juga terus bertambah, kasus aktif corona di Tanah Air kian menurun. Per 5 Desember 2021, jumlah kasus aktif corona tercatat 7.526 orang, terendah sejak 29 April 2020.

Kasus aktif adalah pasien yang masih dalam perawatan, baik secara mandiri maupun di fasilitas kesehatan. So, kasus aktif menggambarkan situasi pandemi yang sesungguhnya di lapangan.

coronaSumber: Kemenkes, Worldometer

Halaman Selanjutnya --> Indonesia Wajib Waspada Omicron

Namun belum saatnya berleha-leha. Indonesia masih belum 'merdeka' dari ancaman virus corona.

Apalagi kini hadir ancaman baru yaitu virus corona varian omicron. Varian yang kali pertama terdeteksi di Afrika Selatan ini sudah menyebar ke sejumlah negara dengan cukup cepat.

coronaSumber: Reuters

Pada 26 November 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan omicron sebagai varian yang diwaspadai (Variant of Concern/VoC). WHO juga telah meminta negara-negara anggotanya untuk menerapkan langkah preventif.

"WHO mendorong penggunaan masker, menjaga jarak fisik, mencuci tangan, dan meningkatkan ventilasi di dalam ruangan sebagai upaya mengurangi risiko penularan virus corona, termasuk dalam konteks VoC. WHO kembali mendorong negara-negara anggota untuk meningkatkan jangkauan vaksinasi secepat dan seluas mungkin, terutama di kelompok dengan risiko tinggi seperti lansia," sebut laporan WHO tertanggal 1 Desember 2021.

Sejauh ini, WHO mengapresiasi upaya Indonesia dalam 'menjinakkan' virus corona. Pada pekan yang berakhir 28 November 2021, seluruh provinsi di Ibu Pertiwi berada di level penularan rendah (CT1). Artinya, risiko penularan virus corona di masyarakat Indonesia relatif rendah dalam 14 hari terakhir.

coronaSumber: WHO


Tingkat keterisian ranjang rumah sakit (Bed Occupancy Rate/BOR) juga bisa dijaga rendah. WHO mencatat BOR Indonesia berada di bawah 5% dalam enam pekan beruntun. Per 28 November 2021, BOR ada di 3% sementara keterisian di unit perawatan intensif (ICU) di sekitar 5%.

Namun, WHO mengingatkan masih ada risiko. Jangkauan vaksinasi anti-virus corona di Indonesia bisa ditingkatkan lagi.

"Per 1 Desember 2021, terdapat 237.387.197 dosis vaksin yang sudah diberikan kepada 43.678.117 orang (21% dari target). Lebih dari 60% populasi lansia belum divaksin di 16 dari 34 provinsi," tegas laporan WHO.

Di tengah ancaman penyebaran varian omicron, masukan dari WHO ini harus segera ditindaklanjuti. Belajar dari penyebaran varian delta yang mengerikan itu, Indonesia harus lebih siap. Jangan sampai kebobolan lagi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular